JAKARTA, Cobisnis.com – Di tengah era pembayaran digital, beberapa negara maju masih mempertahankan penggunaan uang logam untuk transaksi sehari-hari. Jepang dan Swiss jadi dua contoh nyata, di mana koin tetap punya nilai dan fungsi nyata di masyarakat modern.
Di Jepang, koin 1 yen yang terbuat dari aluminium ringan masih bisa digunakan buat membeli makanan kecil, seperti permen atau minuman dari vending machine. Meski nilainya kecil, keberadaan koin itu dianggap penting untuk menjaga akurasi transaksi tunai dan membentuk budaya menghargai uang sekecil apa pun.
Sementara di Swiss, koin 5 rappen (sekitar Rp1.000) masih berlaku sah di seluruh wilayah. Negara ini dikenal punya sistem moneter stabil dan masyarakat yang tetap menghargai uang fisik, meski layanan digital payment sudah sangat canggih.
Kedua negara itu menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tak selalu berarti meninggalkan uang fisik. Dalam konteks sosial, uang logam tetap punya peran simbolis dan praktis. Di Jepang misalnya, banyak anak-anak belajar menghitung uang pertama kali lewat koin.
Pemerintah Jepang juga menolak menghapus koin kecil karena dianggap bagian dari stabilitas harga dan kebijakan moneter. Dengan inflasi yang rendah selama bertahun-tahun, koin 1 yen masih punya daya beli yang nyata.
Swiss pun sama. Negara itu punya tingkat inflasi yang sangat rendah, sekitar 1–2 persen per tahun, membuat nilai koin tidak tergerus waktu. Hal ini didukung sistem keuangan konservatif dan manajemen bank sentral yang disiplin.
Bahkan di beberapa toko dan mesin otomatis di Eropa, masih ada opsi pembayaran kombinasi antara koin dan kartu. Ini mencerminkan bahwa transisi ke ekonomi digital dilakukan bertahap, tanpa menghapus peran uang logam sepenuhnya.
Sebaliknya, di banyak negara lain, termasuk Indonesia, uang logam makin jarang terlihat karena inflasi yang membuat nilainya tak lagi berarti untuk transaksi. Koin kecil kini lebih sering menumpuk di laci atau celengan anak.
Meski begitu, keberadaan negara seperti Jepang dan Swiss jadi contoh bahwa ekonomi stabil bisa bikin uang logam tetap hidup. Nilai uang bukan hanya soal angka, tapi juga cermin dari kestabilan dan kedisiplinan ekonomi suatu negara.
Dengan kata lain, koin bukan sekadar logam kecil, tapi simbol kepercayaan masyarakat pada sistem keuangannya sendiri.