Jamkrindo

Di Uruguay, Lebih Banyak Sapi Dibanding Manusia

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 17 Sep 2025, 10:02 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Uruguay menjadi sorotan dunia karena jumlah sapi di negara ini hampir tiga kali lipat dari populasi penduduknya. Dengan penduduk sekitar 3,4 juta jiwa, Uruguay memiliki lebih dari 10 juta ekor sapi yang tersebar di berbagai wilayah pedesaan. Kondisi ini menjadikan sektor peternakan sebagai tulang punggung utama perekonomian nasional.

Ekspor daging sapi tercatat sebagai penyumbang devisa terbesar bagi Uruguay. Negara ini memanfaatkan keunggulan jumlah ternak dengan memasarkan daging berkualitas tinggi ke berbagai negara. Kontribusinya terhadap neraca perdagangan menjadikan industri peternakan sebagai pilar strategis ekonomi Uruguay.

Kualitas daging sapi Uruguay dikenal unggul karena mayoritas sapi dibesarkan di padang rumput dengan sistem grass-fed beef. Metode ini membuat produk daging lebih sehat dan diminati konsumen internasional. Reputasi ini mendorong permintaan tinggi dari pasar global, termasuk kawasan Eropa dan Asia.

Tiongkok menjadi mitra dagang paling dominan dalam impor daging Uruguay. Lebih dari 60% ekspor daging Uruguay ditujukan ke negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menegaskan posisi strategis Uruguay sebagai pemasok penting bagi kebutuhan protein di Asia.

Selain daging, produk sampingan seperti kulit sapi juga memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Industri pengolahan kulit berkembang untuk mendukung manufaktur furnitur dan fashion, sehingga membuka peluang ekspor baru. Diversifikasi produk ini membantu memperluas pasar sekaligus menambah lapangan kerja.

Meski demikian, ketergantungan terhadap ekspor daging menimbulkan kerentanan. Fluktuasi harga daging dunia dan kebijakan impor negara tujuan dapat memengaruhi stabilitas pendapatan peternak dan kinerja perdagangan Uruguay. Tantangan ini mendorong pemerintah untuk mencari strategi diversifikasi ekonomi.

Di pedesaan, mayoritas masyarakat menggantungkan hidup dari industri peternakan. Lapangan kerja dan kesejahteraan komunitas lokal sangat erat kaitannya dengan keberlanjutan sektor ini. Oleh karena itu, kebijakan yang mendukung peternak menjadi agenda penting pemerintah.

Namun, tingginya populasi sapi juga menghadirkan persoalan lingkungan. Emisi metana dari peternakan berkontribusi pada perubahan iklim global. Uruguay mulai menerapkan teknologi hijau dan praktik peternakan berkelanjutan sebagai upaya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Dengan kondisi unik ini, Uruguay sering dijuluki sebagai negara sapi di kawasan Amerika Latin. Walau wilayahnya relatif kecil, kontribusi Uruguay di pasar daging internasional sangat signifikan dan diperhitungkan oleh negara-negara besar.

Fenomena populasi sapi yang melampaui jumlah penduduk mencerminkan bagaimana sektor peternakan dapat menjadi identitas nasional sekaligus mesin utama perekonomian. Ke depan, Uruguay dituntut untuk menjaga kualitas produk, memperkuat regulasi lingkungan, dan memperluas pasar ekspor agar tetap kompetitif.