Jamkrindo

Doa Bukan Sekadar Permintaan, Tapi Pengakuan Diri Akan Kelemahan

Oleh Muh. Abdi Sesardiman pada 05 Nov 2025, 13:17 WIB

​JAKARTA, Cobisnis.com – Dalam pusaran kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tantangan, doa sering kali menjadi jangkar spiritual bagi umat beragama. Lebih dari sekadar daftar permintaan, doa adalah bentuk pengakuan terdalam atas keterbatasan dan kelemahan diri di hadapan Sang Pencipta, sekaligus wujud keyakinan akan Kemahakuasaan-Nya.

​Berdasarkan berbagai kajian dan riset sosial-keagamaan, tingginya intensitas berdoa di Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat meyakini doa sebagai kekuatan tak terpisahkan dalam menjalani hidup. Doa menjadi penawar hati saat frustrasi, penenang jiwa saat gundah, dan sumber harapan di tengah kesulitan.

​Mengapa Doa Begitu Penting?

​Para ahli spiritual dan ulama menjelaskan bahwa doa memiliki beberapa fungsi esensial:

​Ibadah: Doa itu sendiri adalah bentuk ibadah tertinggi, sebagaimana firman Allah SWT: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (QS. Ghafir: 60).

​Penguat Keimanan: Saat berdoa, seseorang kembali diingatkan bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman dan kehendak Tuhan.

​Perisai Mental: Doa yang tulus menanamkan kerendahan hati dan ketenangan, membantu individu menghadapi musibah dengan sabar dan tawakal (berserah diri).

​Memohon Perlindungan dan Kebaikan Dunia Akhirat

​Salah satu bentuk doa yang sangat dianjurkan karena mencakup kebaikan di dunia dan di akhirat adalah doa sapu jagat. Doa ini menjadi representasi permohonan yang menyeluruh, agar kita tidak hanya fokus pada kebutuhan duniawi semata.

​Berikut adalah doa yang sering dipanjatkan oleh umat Islam, memohon kebaikan di dunia dan akhirat:

Doa Sapu Jagat (QS. Al-Baqarah: 201):

(Rabbanā ātinā fid-duniyā ḥasanataw wa fil-ākhirati ḥasanataw wa qinā ‘ażāban-nār)​Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Doa dan Usaha: Dua Sisi Mata Uang

​Pesan utama yang selalu ditekankan adalah bahwa doa harus dibarengi dengan usaha (ikhtiar) dan ketulusan (ikhlas). Doa bukanlah pengganti kerja keras, melainkan pelengkap dan penyempurna yang membuka pintu pertolongan ilahi. Doa yang dipanjatkan dengan hati yang yakin dan tulus, meskipun bisikan, diyakini akan sampai kepada Allah SWT, yang akan mengabulkannya pada waktu dan bentuk yang paling tepat sesuai dengan hikmah-Nya.