JAKARTA, Cobisnis.com – Indeks S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi pada perdagangan Jumat (4/10), meskipun sesi berlangsung volatil di tengah berlanjutnya penutupan sebagian pemerintahan AS yang telah memasuki hari ketiga. Harapan terhadap pemangkasan suku bunga The Fed tetap bertahan kuat.
Indeks Dow Jones juga berhasil menutup perdagangan di level rekor, sedangkan Nasdaq justru berakhir melemah.
Sektor teknologi S&P 500 sedikit turun, dengan saham Applied Materials merosot 2,7% setelah perusahaan peralatan semikonduktor itu memproyeksikan penurunan pendapatan sebesar US$600 juta pada tahun fiskal 2026. Sementara itu, saham Tesla turun 1,4%, dan sektor utilitas naik 1,2% menjadi penopang utama penguatan indeks.
Laporan tenaga kerja non-pertanian AS (nonfarm payrolls) untuk September belum dirilis akibat penutupan pemerintahan. Namun, survei dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan indeks ketenagakerjaan sektor jasa mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut, memperkuat alasan bagi The Fed untuk kembali memangkas suku bunga.
Mona Mahajan, Kepala Strategi Investasi di Edward Jones, mengatakan momentum pasar masih berpihak pada investor.
“Probabilitas pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed meningkat sejak shutdown dimulai,” ujarnya.
The Fed sebelumnya memangkas suku bunga pada September untuk pertama kalinya sejak Desember, menyusul pelemahan pasar tenaga kerja.
Pada penutupan perdagangan:
- Dow Jones naik 238,56 poin (0,51%) ke 46.758,28
- S&P 500 menguat tipis 0,44 poin (0,01%) ke 6.715,79
- Nasdaq Composite turun 63,54 poin (0,28%) ke 22.780,51
Secara mingguan, Dow dan S&P 500 masing-masing naik 1,1%, sedangkan Nasdaq menguat 1,3%.
Meski pasar biasanya mengabaikan dampak government shutdown, analis memperingatkan bahwa jika berlangsung lama, kondisi tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian baru bagi investor dan pembuat kebijakan moneter.