Jamkrindo

Dunia Diminta Tenang Oleh Perusahaan Terbesar Di Dunia

Oleh Zahra Zahwa pada 22 Nov 2025, 19:33 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Nvidia meredam kekhawatiran tentang potensi gelembung AI setelah melaporkan kinerja keuangan yang sangat kuat. Pendapatan dan laba perusahaan melonjak lebih dari 60% dibanding tahun lalu, melampaui proyeksi Wall Street. CEO Jensen Huang mengatakan penjualan perusahaan “melonjak drastis,” dengan proyeksi pendapatan kuartal keempat mencapai sekitar $65 miliar. Nvidia menegaskan bahwa pertumbuhan besar dari para pemain AI lain serta masifnya investasi infrastruktur AI menunjukkan kekhawatiran gelembung AI terlalu dibesar-besarkan.

Meskipun sebagian analis sejalan dengan pandangan Nvidia, pasar saham belum sepenuhnya yakin. Saham Nvidia yang sempat naik justru berbalik melemah dan ditutup turun 1% pada Jumat, meskipun secara keseluruhan masih naik 29% sejak awal tahun. Hal ini menunjukkan bahwa meski Nvidia menjawab banyak pertanyaan soal kondisi industri saat ini, persepsi pasar terhadap “gelembung AI” belum benar-benar berubah.

CFO Nvidia Colette Kress mengatakan belanja infrastruktur AI global diperkirakan mencapai $3 triliun hingga $4 triliun per tahun pada akhir dekade. Perusahaan juga mencatat bahwa permintaan terus melampaui ekspektasi, dengan perusahaan teknologi besar diprediksi menghabiskan $400 miliar untuk belanja modal terkait AI tahun ini. Nvidia, yang selama dua tahun terakhir mengalami lonjakan pertumbuhan luar biasa, berkepentingan menenangkan investor karena posisinya dianggap barometer bagi industri teknologi secara keseluruhan.

Huang menambahkan bahwa Nvidia memiliki peran penting dalam infrastruktur teknologi yang telah digunakan secara global sebelum era AI generatif. Banyak perangkat lunak non-AI bernilai ratusan miliar dolar kini berjalan di GPU Nvidia, menggantikan CPU tradisional. Nvidia juga menyoroti tren positif dari berbagai mitra, seperti peningkatan waktu penggunaan aplikasi Meta, prediksi pendapatan Anthropic sebesar $7 miliar, serta meningkatnya efisiensi tim teknik Salesforce karena penggunaan AI.

Sejumlah analis Wall Street juga menilai kekhawatiran gelembung AI terlalu berlebihan. Mereka menilai bahwa perkembangan AI masih berada pada fase pembangunan jangka panjang. Namun, pasar tetap dihantui pertanyaan mengenai keberlanjutan belanja infrastruktur AI, terutama karena Nvidia banyak bekerja sama dengan perusahaan yang belum sepenuhnya untung seperti OpenAI dan Anthropic.

Selain itu, komentar CFO OpenAI Sarah Friar yang menyinggung kemungkinan perlunya dukungan pemerintah terhadap utang pembangunan infrastruktur AI turut memicu kekhawatiran. Ada juga pertanyaan mengenai kemampuan perusahaan-perusahaan AI mempertahankan komitmen investasinya jika terjadi perlambatan pasar. Beberapa manajer investasi menilai laporan Nvidia belum sepenuhnya menenangkan kekhawatiran itu, tetapi hanya menunda pembahasan ke kuartal berikutnya.

Dengan kondisi tersebut, Nvidia kemungkinan perlu bekerja lebih keras untuk meyakinkan dunia bahwa industri AI tidak menuju kehancuran, melainkan sedang berada di jalur percepatan besar menuju masa depan teknologi.

Tag Terkait