Jamkrindo

Dunia Ekonomi Emang Unik, Makin sedikit Barangnya, Makin Tinggi Nilainya.

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 08 Oct 2025, 05:07 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Fenomena kenaikan harga saat barang menjadi langka bukan hal baru dalam dunia ekonomi. Prinsip ini sudah dikenal sejak lama sebagai hukum dasar penawaran dan permintaan (supply and demand). Meski zaman terus berubah, konsep ini tetap menjadi fondasi yang menjelaskan bagaimana pasar menyeimbangkan nilai dan kebutuhan.

Ketika pasokan barang menurun sementara permintaan tetap tinggi, harga cenderung naik. Situasi ini terjadi karena pembeli bersaing untuk mendapatkan barang yang jumlahnya terbatas. Persaingan inilah yang secara alami mendorong harga bergerak naik di pasar.

Dalam konteks ekonomi sehari-hari, harga berfungsi sebagai alat pengatur. Melalui mekanisme harga, pasar menyeleksi siapa yang paling membutuhkan dan sanggup membayar. Sistem ini memastikan bahwa sumber daya yang terbatas dapat dialokasikan dengan cara yang efisien, meski terkadang terasa tidak adil bagi sebagian masyarakat.

Contoh paling jelas dapat dilihat dari komoditas seperti bahan bakar, beras, hingga logam mulia. Saat terjadi gangguan produksi, bencana alam, atau hambatan distribusi, stok berkurang dan pasar langsung merespons dengan menaikkan harga. Respons cepat ini mencerminkan fungsi harga sebagai sinyal kelangkaan.

Namun, kenaikan harga bukan hanya persoalan angka. Ia juga mencerminkan tingkat kepercayaan dan ekspektasi pelaku pasar terhadap ketersediaan barang di masa depan. Ketika orang percaya pasokan akan sulit, mereka cenderung membeli lebih awal, mempercepat kenaikan harga itu sendiri.

Ekonomi modern juga memperlihatkan gejala serupa di sektor digital. Aset seperti kripto atau token digital bisa melonjak nilainya bukan karena manfaat fisiknya, tetapi karena permintaan meningkat dan pasokan terbatas secara sistem desain.

Meskipun kebutuhan manusia tidak berubah secara drastis, kelangkaan membuat nilai barang terasa lebih tinggi. Secara psikologis, manusia cenderung memberi nilai lebih pada sesuatu yang sulit diperoleh. Inilah alasan mengapa harga bisa naik meskipun kebutuhan tetap sama.

Dalam pandangan para ekonom, kenaikan harga akibat kelangkaan adalah mekanisme alami untuk menjaga keseimbangan pasar. Namun, jika tidak dikendalikan, hal ini bisa memicu inflasi dan menekan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.

Pemerintah biasanya merespons kondisi ini dengan menambah pasokan, memberikan subsidi, atau mengatur harga eceran tertinggi (HET) untuk mencegah lonjakan ekstrem. Kebijakan seperti ini diperlukan agar pasar tetap efisien tanpa mengorbankan stabilitas sosial dan ekonomi.

Pada akhirnya, hukum supply dan demand tidak hanya menjelaskan pergerakan harga, tetapi juga menggambarkan sifat dasar manusia dalam menghadapi kelangkaan: siapa yang paling menghargai sesuatu, dialah yang bersedia membayar lebih tinggi.