Jamkrindo

Efek Pembangunan Terus Menerus Bikin Alam Tertekan

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 21 Oct 2025, 08:07 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Pembangunan besar-besaran di berbagai wilayah kini terus berjalan tanpa henti. Meski mendorong pertumbuhan ekonomi, efeknya ke lingkungan mulai terasa serius. Alam yang dulu jadi penyeimbang mulai menanggung tekanan.

Alih fungsi lahan jadi masalah nyata. Hutan, rawa, dan lahan hijau berubah jadi beton, jalan, dan gedung tinggi. Akibatnya, kemampuan tanah menyerap air menurun, risiko banjir meningkat, dan ekosistem lokal terganggu.

Aktivitas konstruksi juga meningkatkan polusi udara dan emisi karbon. Kendaraan berat, mesin, dan penggunaan material bangunan seperti semen berkontribusi pada pemanasan global dan menurunkan kualitas udara di kota-kota besar.

Sumber air pun terdampak. Limbah proyek sering masuk ke sungai dan danau, membuat kualitas air turun. Masyarakat yang bergantung pada air bersih jadi terdampak, sementara risiko kekeringan dan pencemaran meningkat.

Fenomena urban heat island muncul di banyak kota. Beton dan kaca menyerap panas sehingga suhu perkotaan lebih tinggi beberapa derajat dibandingkan wilayah sekitar, memicu meningkatnya penggunaan energi untuk pendingin ruangan.

Dari sisi sosial, masyarakat kecil sering jadi pihak yang paling terdampak. Lahan pertanian hilang, tempat tinggal terganggu, dan mata pencaharian terancam. Sementara keuntungan proyek sering dinikmati kelompok tertentu.

Namun, kesadaran soal pembangunan berkelanjutan mulai muncul. Beberapa kota kini menerapkan green building, ruang hijau vertikal, dan material ramah lingkungan untuk meminimalkan efek negatif proyek besar.

Regulasi lingkungan kini menjadi salah satu syarat penting setiap pembangunan. Meski implementasinya belum sempurna, langkah ini menunjukkan bahwa ekonomi dan ekologi bisa berjalan beriringan jika direncanakan dengan matang.

Pembangunan besar juga mendorong inovasi. Penggunaan panel surya, daur ulang air, dan transportasi listrik mulai diperkenalkan untuk menekan dampak negatif sekaligus meningkatkan efisiensi.

Tetap saja, tantangan besar masih menunggu. Agar pembangunan terus mendorong ekonomi tanpa merusak alam, prinsip pembangunan berkelanjutan harus menjadi pegangan utama, bukan sekadar slogan.