JAKARTA, Cobisnis.com – Ekspor Thailand mencatat pertumbuhan tercepat dalam lebih dari tiga tahun pada September, melampaui perkiraan berkat lonjakan besar pengiriman ke Amerika Serikat. Kinerja ini mendorong Kementerian Perdagangan Thailand menaikkan proyeksi ekspor untuk sepanjang tahun 2025.
Ekspor, yang menjadi penggerak utama perekonomian Thailand, meningkat 19,0% dibandingkan tahun sebelumnya laju pertumbuhan tercepat dalam 42 bulan jauh di atas ekspektasi analis sebesar 7,0%, dan naik dari kenaikan 5,8% pada Agustus.
Kementerian menyebutkan, peningkatan ekspor ini didorong oleh kejelasan kebijakan tarif AS serta pelonggaran beberapa langkah perdagangan yang membantu memperbaiki kondisi perdagangan global.
“Tarif AS terhadap Thailand memiliki dampak langsung yang relatif terbatas, dan para pelaku usaha kita cukup siap,” kata Nantapong Chiralerspong, Kepala Kantor Kebijakan dan Strategi Perdagangan Thailand. “Dibandingkan negara ASEAN lain, tarif 19% yang diterapkan masih kompetitif,” tambahnya.
Pada September, ekspor ke Amerika Serikat pasar terbesar Thailand melonjak 35,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Tarif impor AS terhadap barang-barang Thailand kini berada di level 19%, lebih rendah dari pengumuman awal 36%, dan setara dengan tarif negara-negara lain di kawasan.
Thailand dan AS juga mencapai kesepakatan kerangka perdagangan baru, di mana Thailand akan menghapus hambatan tarif untuk sekitar 99% produk AS. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, ekspor Thailand tumbuh 13,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kementerian Perdagangan kini memproyeksikan ekspor meningkat antara 9,4% hingga 10,4% tahun ini, jauh di atas target awal 2%–3%. Meski begitu, pertumbuhan diperkirakan melambat dalam tiga bulan terakhir tahun ini.
Sementara itu, impor naik 17,2% pada September, lebih tinggi dari perkiraan 10,6%, menghasilkan surplus perdagangan sebesar 1,28 miliar dolar AS jauh di atas ekspektasi 0,1 miliar dolar AS. Namun, volume ekspor beras turun 15,6% secara tahunan pada September dan anjlok 23,1% sepanjang Januari–September menjadi 5,8 juta metrik ton.