JAKARTA, Cobisnis.com – Harga emas berpeluang menutup bulan Agustus 2025 dengan kenaikan signifikan setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari satu bulan. Pada perdagangan Kamis (28/8), emas spot sempat menembus US$3.423,16 per ons, level tertinggi sejak 23 Juli, sebelum terkoreksi tipis.
Pada Jumat (29/8) pukul 04.30 waktu setempat, harga spot emas turun 0,3% ke US$3.408,26 per ons karena aksi ambil untung, sementara kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember melemah 0,2% ke US$3.469. Meski demikian, secara bulanan, emas tetap mencatatkan kenaikan 3,9%.
Penguatan emas dipicu oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) pada September. Kondisi ini membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil, semakin menarik sebagai aset lindung nilai.
Gubernur The Fed Christopher Waller mengonfirmasi dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga jangka pendek bulan depan dan membuka peluang penurunan lanjutan dalam enam bulan mendatang. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar memperkirakan probabilitas 86% The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Investor kini menantikan rilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Personal (PCE), indikator inflasi pilihan The Fed, sebagai acuan arah kebijakan moneter selanjutnya. Jika PCE inti tetap di kisaran 0,3% bulanan, ekspektasi pemangkasan suku bunga akan semakin kuat.
Sementara itu, harga logam mulia lain juga melemah. Perak turun 0,7% ke US$38,81 per ons, platinum melemah 0,7% ke US$1.349,45 per ons, dan paladium terkoreksi tipis 0,1% ke US$1.101 per ons.
Pada Jumat (29/8) pukul 04.30 waktu setempat, harga spot emas turun 0,3% ke US$3.408,26 per ons karena aksi ambil untung, sementara kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember melemah 0,2% ke US$3.469. Meski demikian, secara bulanan, emas tetap mencatatkan kenaikan 3,9%.
Penguatan emas dipicu oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) pada September. Kondisi ini membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil, semakin menarik sebagai aset lindung nilai.
Gubernur The Fed Christopher Waller mengonfirmasi dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga jangka pendek bulan depan dan membuka peluang penurunan lanjutan dalam enam bulan mendatang. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar memperkirakan probabilitas 86% The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Investor kini menantikan rilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Personal (PCE), indikator inflasi pilihan The Fed, sebagai acuan arah kebijakan moneter selanjutnya. Jika PCE inti tetap di kisaran 0,3% bulanan, ekspektasi pemangkasan suku bunga akan semakin kuat.
Sementara itu, harga logam mulia lain juga melemah. Perak turun 0,7% ke US$38,81 per ons, platinum melemah 0,7% ke US$1.349,45 per ons, dan paladium terkoreksi tipis 0,1% ke US$1.101 per ons.