Jamkrindo

Hollywood dan Bollywood Desak Pemerintah India Lindungi Hak Cipta dari Penggunaan AI

Oleh Zahra Zahwa pada 09 Oct 2025, 05:38 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Kelompok industri film Hollywood dan Bollywood tengah melobi panel pemerintah India agar memperketat perlindungan hak cipta untuk mencegah perusahaan kecerdasan buatan (AI) menggunakan karya mereka sebagai bahan pelatihan model AI.

Konflik antara perusahaan AI dan pemilik konten tengah berlangsung di seluruh dunia, sementara berbagai pemerintah mulai merumuskan regulasi baru. Jepang memberikan kelonggaran besar bagi perusahaan AI untuk menggunakan konten berhak cipta, sedangkan Uni Eropa menetapkan aturan lebih ketat yang memberi pemilik konten hak untuk menolak penggunaannya.

Industri film khawatir alat AI dapat mengumpulkan video, gambar, serta klip berhak cipta secara daring termasuk trailer dan promosi bahkan mengakses konten bajakan di platform mereka.

Saat ini, hukum hak cipta India belum mengatur penggunaan oleh AI. Pemerintah membentuk panel beranggotakan pengacara, pejabat, dan pelaku industri untuk meninjau apakah undang-undang saat ini cukup mengatasi sengketa terkait AI, serta menyusun rekomendasi baru.

Lobi Kuat dari Studio Film
Asosiasi Motion Picture Association (MPA) yang mewakili Warner Bros, Paramount, dan Netflix, bersama Producers Guild of India, menilai India sebaiknya tidak mengubah hukum hak cipta yang ada dan mendorong sistem lisensi sebagai solusi.

Dalam surat tertanggal 2 Agustus, Direktur MPA India Uday Singh memperingatkan bahwa memberikan pengecualian bagi pelatihan AI dapat “melemahkan insentif untuk menciptakan karya baru dan mengikis perlindungan hak cipta di India.”

CEO Producers Guild of India, Nitin Tej Ahuja, juga menegaskan bahwa lisensi atas karya berhak cipta penting bagi keberlanjutan pendapatan dan bisnis para kreator.

Sementara itu, MPA menolak memberikan komentar, dan pihak guild tidak menanggapi pertanyaan Reuters mengenai surat-surat tersebut. Panel yang diketuai oleh pejabat Kementerian Perdagangan India, Himani Pande, saat ini tengah merampungkan rekomendasinya yang akan diserahkan kepada pejabat senior dalam beberapa minggu mendatang.

Pasar Film India yang Berkembang Pesat
India memiliki salah satu industri film paling dinamis di dunia. Studi Deloitte-MPA pada Mei lalu mencatat bahwa industri film, TV, dan konten daring India menghasilkan pendapatan sebesar 13,1 miliar dolar AS tahun lalu, tumbuh 18% setiap tahun sejak 2019.

Perdebatan ini muncul ketika sepasang selebritas Bollywood menggugat kebijakan AI YouTube setelah video manipulasi mereka beredar luas.

Sementara itu, Business Software Alliance yang mewakili perusahaan AI seperti OpenAI mendesak pemerintah India untuk memberikan pengecualian hukum bagi penggunaan AI yang sah.

Namun, anggota MPA tetap khawatir. Asosiasi tersebut menilai bahwa sistem opt-out untuk penggunaan konten oleh AI justru akan membebani studio film, karena mereka harus memantau dan memblokir penyebaran karya mereka di berbagai platform AI.

MPA India menyatakan bahwa pengecualian seperti itu “dapat menghambat investasi masa depan serta pengembangan konten lokal berkualitas tinggi.”

Pada September lalu, Warner bahkan menggugat layanan AI Midjourney di Los Angeles karena diduga mencuri karya studionya untuk membuat gambar dan video karakter seperti Batman, Superman, dan Bugs Bunny.

Tag Terkait