Jamkrindo

K-Shaped Economy dan Inflasi Dongkrak Penjualan Black Friday

Oleh Zahra Zahwa pada 01 Dec 2025, 05:33 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Data terbaru Mastercard SpendingPulse menunjukkan penjualan ritel AS pada Black Friday hari belanja tersibuk dalam setahun meningkat 4,1% dibanding tahun lalu. Sementara itu, belanja online mencapai US$11,8 miliar, naik 9,1% menurut Adobe Analytics. Namun, pertumbuhan tersebut belum memperhitungkan inflasi, sehingga kenaikan riil kemungkinan jauh lebih kecil.

Rick Newman, analis ekonomi AS, menilai kenaikan 4,1% tersebut mungkin hanya sekitar 1% secara riil setelah disesuaikan dengan inflasi 3%. Selain itu, ekonomi AS saat ini menunjukkan pola K-shaped economy, di mana kelompok berpenghasilan tinggi tetap membelanjakan uangnya, sementara konsumen berpenghasilan rendah dan menengah mengurangi pengeluaran mereka.

Claudia Lombana, pakar konsumen nasional, menyebutkan bahwa jumlah barang yang dibeli konsumen memang lebih sedikit, tetapi harga rata-rata produk lebih tinggi. Kelompok berpenghasilan tinggi terus membeli produk premium dan melakukan perjalanan, sedangkan konsumen berpenghasilan rendah harus lebih ketat mengatur anggaran.

Model K-shaped economy menunjukkan bahwa mereka yang memiliki rumah dan investasi pasar saham menikmati keuntungan finansial yang mendorong pengeluaran lebih besar. Sementara itu, mereka yang tidak memiliki aset tersebut semakin khawatir soal keamanan kerja, kenaikan biaya hidup, hingga tingginya harga bahan makanan, gas alam, dan sewa rumah.

Survei National Retail Federation (NRF) menunjukkan 85% konsumen memperkirakan harga akan tetap naik akibat tarif Presiden Donald Trump, yang memengaruhi perilaku belanja mereka. Konsumen menjadi semakin selektif dan fokus pada nilai, memilih toko yang dapat membantu mereka menghemat lebih banyak.

Walmart, TJ Maxx, dan Gap mencatat kinerja kuat, sementara Target dan Bath & Body Works mengalami penurunan. NRF memperkirakan pengeluaran liburan November–Desember akan tumbuh 3,7%–4,2%, sejalan dengan tahun sebelumnya. Pengeluaran liburan tahun ini diproyeksikan mencapai rekor US$1 triliun.

Pada Black Friday, belanja pakaian naik 6,1% secara online dan 5,4% secara langsung. Belanja online di Thanksgiving mencapai rekor US$6,4 miliar, dipicu oleh diskon besar. Metode pembayaran buy now, pay later juga meningkat, dengan proyeksi pengeluaran US$20,2 miliar pada periode 1 November–31 Desember.

Menurut Lombana, konsumen memang semakin berhati-hati, tetapi tetap ingin menikmati suasana liburan. Cyber Monday juga diperkirakan mencatat kinerja yang sangat kuat.