JAKARTA, Cobisnis.com – Para pemegang saham Treasury Wine Estates menekan Ketua Dewan Direksi John Mullen atas kinerja buruk perusahaan pembuat anggur asal Australia tersebut, termasuk penurunan harga saham dan beban kerja berat yang ia tangani. Meski begitu, Mullen kembali terpilih dengan selisih suara besar dalam rapat umum tahunan pada Kamis.
Awal pekan ini, Treasury yang termasuk dalam lima produsen anggur terbesar di dunia berdasarkan volume menarik panduan laba untuk tahun 2026 dan menangguhkan rencana pembelian kembali saham. Keputusan itu diambil karena penjualan anggur merek andalan Penfolds melemah di China serta menghadapi tantangan distribusi di Amerika Serikat. Saham perusahaan telah merosot lebih dari 40% sejak awal tahun.
Dua lembaga penasihat pemegang saham, Institutional Shareholder Services (ISS) dan Australian Shareholders’ Association, sebelumnya merekomendasikan investor untuk menolak pemilihan ulang Mullen. Mereka menyoroti bahwa Mullen juga menjabat sebagai ketua Qantas Airways dan Brambles, serta duduk di beberapa dewan perusahaan swasta lainnya.
Salah satu pemegang saham mempertanyakan, “Apakah ada orang lain dalam sejarah baru-baru ini yang secara bersamaan memimpin tiga perusahaan ASX 100?”
Mullen menanggapi kritik tersebut dengan tegas, menyebutnya tidak tepat waktu mengingat perusahaan sedang mengalami kekosongan kepemimpinan. Ia menegaskan komitmennya terhadap Treasury Wine bersifat “penuh” dan ia telah mencurahkan waktu yang “memadai”.
Menurutnya, Treasury saat ini menghadapi masa sulit di pasar utama dan belum memiliki CEO tetap setelah kepergian Tim Ford pada 30 September, dengan Sam Fischer baru akan mulai menjabat pada 27 Oktober mendatang.
“Pada saat perusahaan sedang melalui masa sulit seperti ini, berpikir bahwa tidak memiliki ketua adalah demi kepentingan pemegang saham sungguh membuat saya heran,” ujarnya.
Mayoritas pemegang saham tampaknya sependapat, karena Mullen berhasil terpilih kembali dengan hanya 14,55% suara yang menolak.