JAKARTA, Cobisnis.com – Standard Chartered (StanChart) mengumumkan akan mencapai target profitabilitas utama satu tahun lebih awal dari perkiraan setelah membukukan kenaikan laba kuartal ketiga sebesar 3%, didorong oleh pendapatan kuat dari bisnis kekayaan, perbankan global, dan pasar modal.
Bank yang berkantor pusat di London dan memperoleh sebagian besar pendapatannya dari pasar negara berkembang di Asia dan Afrika ini melaporkan laba sebelum pajak sebesar US$1,77 miliar pada kuartal ketiga. Angka tersebut naik dari US$1,72 miliar tahun sebelumnya dan melampaui rata-rata perkiraan 14 analis sebesar US$1,52 miliar.
StanChart menyatakan bahwa pertumbuhan pendapatan tahun ini diperkirakan akan berada di kisaran atas dari panduan 5% hingga 7%, setelah sebelumnya memperkirakan berada di batas bawah. Hal ini berarti bank tersebut akan mencapai target imbal hasil ekuitas berwujud (return on tangible equity) sebesar 13% pada tahun 2025, lebih cepat satu tahun dari proyeksi sebelumnya yaitu 2026.
Saham StanChart yang terdaftar di Hong Kong naik lebih dari 3% setelah laporan hasil keuangan tersebut dirilis.
Analis Jefferies, Joe Dickerson, mengatakan kinerja kuat di seluruh lini bisnis, terutama di manajemen kekayaan, menunjukkan kemungkinan bank akan menaikkan target jangka menengah untuk tahun 2026 dan seterusnya ketika melaporkan hasil tahunan pada Februari mendatang.
CEO StanChart, Bill Winters, menyebut bahwa fokus strategis yang lebih tajam dalam melayani kebutuhan perbankan lintas negara dan nasabah kaya telah membuahkan hasil, dengan pertumbuhan dua digit dalam solusi kekayaan dan perbankan global.
Pendapatan dari bisnis manajemen kekayaan meningkat 27% pada kuartal ketiga, didorong oleh lonjakan permintaan layanan konsultasi kekayaan di tengah volatilitas pasar. Bank tersebut menargetkan penambahan aset baru sebesar US$200 miliar dan pertumbuhan pendapatan dua digit dari bisnis kekayaan dalam lima tahun ke depan, sebagai bagian dari strategi untuk beralih ke lini bisnis dengan pendapatan berbasis biaya lebih tinggi.
Pendapatan non-bunga naik 12% menjadi US$2,4 miliar, melampaui perkiraan analis sebesar US$2,3 miliar. Sementara itu, pendapatan dari pasar modal dan biaya penasihat meningkat 33%, seiring dengan meningkatnya kepercayaan korporasi yang mendorong aktivitas merger dan akuisisi tahun ini meskipun masih ada ketidakpastian ekonomi dan tarif perdagangan.