JAKARTA, Cobisnis.com – Pasar saham Asia bergerak fluktuatif antara naik dan turun pada Kamis setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia telah mencapai kesepakatan dengan Presiden China Xi Jinping terkait tanah jarang dan tarif, sementara yen melemah setelah Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga.
Setelah pertemuan hampir dua jam dengan Xi, Trump menyatakan bahwa ia telah sepakat untuk menurunkan tarif impor dari China dengan imbalan Beijing melanjutkan pembelian kedelai AS, menjaga ekspor tanah jarang tetap berjalan, dan menindak perdagangan gelap fentanyl. Namun, reaksi pasar langsung tampak tidak stabil karena para pelaku pasar berusaha memahami informasi yang tersedia dan menunggu rincian lebih lanjut. China sendiri belum memberikan komentar.
Indeks saham MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang sempat naik 0,5% sebelum akhirnya berbalik turun 0,5%, sementara kontrak berjangka indeks S&P 500 AS turun 0,1% setelah kenaikan sebelumnya melemah.
Menurut Kyle Rodda, analis pasar senior di Capital.com, “Saat ini pergerakan harga menunjukkan bahwa banyak hal sudah diperhitungkan pasar sebelumnya. Mungkin pasar berharap penghapusan penuh tarif fentanyl, sehingga hasil yang ada terasa setengah hati.”
Bank-bank sentral di seluruh dunia juga tengah membuat keputusan kebijakan yang akan memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga ke depan. Meskipun BOJ mempertahankan suku bunga seperti yang diharapkan, bank sentral tersebut menegaskan kembali komitmennya untuk terus menaikkan biaya pinjaman jika ekonomi bergerak sesuai proyeksi.
Indeks Nikkei 225 turun 0,4% setelah keputusan BOJ. Yen yang sebelumnya menguat terhadap dolar AS kini bergerak datar di level 152,77 yen per dolar.
“BOJ sedang berhati-hati menuju kenaikan suku bunga,” kata Fred Neumann, kepala ekonom Asia di HSBC Hong Kong. “Dengan Oktober menjadi kesempatan yang terlewat, semua perhatian kini tertuju pada Desember, di mana kenaikan suku bunga tampak lebih mungkin.”
Sementara itu, Federal Reserve pada Rabu memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase sesuai perkiraan, tetapi menyebutkan kekurangan data resmi akibat penutupan sebagian pemerintahan AS. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pembuat kebijakan kemungkinan akan lebih berhati-hati jika kekurangan data tersebut berlanjut.
Pernyataan itu membuat para pelaku pasar menurunkan ekspektasi untuk pemotongan suku bunga tambahan di bulan Desember. Kini peluang bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya mencapai 67,8%, naik dari hanya 9,1% sehari sebelumnya, menurut alat pemantau FedWatch milik CME Group.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di sekitar level tertinggi tiga minggu, 4,066%. Indeks dolar AS turun 0,2% ke 98,98, sementara harga emas naik 0,8% menjadi $3.960 per ons.
Euro menguat 0,3% ke $1,1628 menjelang keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga untuk ketiga kalinya secara beruntun.
Di Korea Selatan, indeks KOSPI berbalik turun 0,2% setelah Trump dan Presiden Lee Jae Myung menyelesaikan kesepakatan perdagangan. Saham Samsung Electronics melonjak 3,4% setelah melaporkan kenaikan laba operasi kuartal ketiga sebesar 32%.
Musim laporan keuangan korporasi menambah kekhawatiran investor terhadap biaya besar pembangunan infrastruktur kecerdasan buatan (AI), meski ekonomi AS tetap kuat. Saham-saham teknologi besar seperti Meta dan Microsoft melemah setelah mengumumkan pengeluaran besar untuk AI, sedangkan saham Alphabet (induk Google) justru naik setelah melampaui perkiraan pendapatan.