JAKARTA, Cobisnis.com – Hampir semua orang ingin hidup mapan dan bebas finansial. Tapi ironisnya, cuma sedikit yang benar-benar mau belajar soal uang. Banyak yang ingin hasilnya instan, tanpa memahami proses dan ilmu di baliknya.
Fenomena ini terlihat jelas di kalangan muda perkotaan. Mereka paham pentingnya uang, tapi enggan mempelajari cara mengatur, menabung, atau berinvestasi dengan benar. Padahal, pengelolaan keuangan bukan sekadar teori rumit, tapi keterampilan hidup yang menentukan masa depan.
Dalam sistem pendidikan pun, literasi keuangan belum mendapat porsi yang memadai. Anak muda belajar rumus bunga, tapi tidak pernah diajarkan cara membuat anggaran bulanan. Akibatnya, banyak yang baru sadar pentingnya belajar keuangan setelah mengalami krisis pribadi.
Sebagian besar menganggap urusan uang itu rumit dan menakutkan. Istilah seperti investasi, inflasi, atau diversifikasi membuat banyak orang merasa tidak cukup pintar untuk memahaminya. Padahal, inti dari semua itu hanyalah tentang bagaimana mengatur pemasukan dan pengeluaran secara bijak.
Kultur media sosial juga berperan besar. Di era visual seperti sekarang, gaya hidup sering kali jadi prioritas dibanding kestabilan finansial. Banyak yang rela menghabiskan gaji demi tampil sukses di layar, meski di dunia nyata sedang menumpuk cicilan dan tagihan.
Kondisi ini menggambarkan paradoks: ingin kaya, tapi takut memulai. Padahal, memahami uang justru membuat seseorang lebih tenang dan realistis dalam menjalani hidup. Ilmu finansial bukan hanya untuk orang kaya, tapi untuk siapa pun yang ingin bertahan di dunia modern.
Ekonom dan perencana keuangan menilai, rendahnya literasi finansial berpotensi memperlebar kesenjangan ekonomi. Mereka yang melek finansial mampu mengembangkan aset, sementara yang tidak terjebak dalam siklus konsumsi tanpa arah.
Tren “cepat kaya” di media sosial juga menambah masalah. Banyak orang tergoda ikut investasi tanpa paham risikonya. Alhasil, bukan untung yang didapat, malah rugi karena hanya ikut-ikutan tanpa dasar pengetahuan.
Kesadaran belajar soal uang perlu dibangun sejak dini, terutama di era digital yang penuh tawaran konsumtif. Mulai dari memahami anggaran, membedakan kebutuhan dan keinginan, sampai mengenal investasi dasar semua bisa dipelajari pelan-pelan.
Pada akhirnya, keinginan untuk kaya itu wajar. Tapi kekayaan yang bertahan hanya datang dari pemahaman dan kebiasaan yang sehat terhadap uang. Belajar finansial bukan soal jadi ahli, melainkan tentang bagaimana hidup lebih tenang dan terarah secara ekonomi.