Jamkrindo

Menggoda Selera: Keunikan Ayam Tangkap, Aroma Khas dari Tanah Rencong

Oleh Rizki Meirino pada 07 Jul 2025, 10:30 WIB

ACEH, Cobisnis.com - Berbicara tentang kekayaan kuliner Indonesia, Aceh tak pernah luput dari perhatian. Provinsi di ujung barat Sumatera ini tidak hanya dikenal dengan sejarah dan budayanya yang kuat, tetapi juga dengan aneka hidangan lezat yang mampu memanjakan lidah. Salah satu mahakarya kuliner Aceh yang telah mendunia adalah Ayam Tangkap. Hidangan unik ini bukan sekadar ayam goreng biasa, melainkan sebuah sajian dengan karakter rasa dan aroma yang begitu khas, menjadikannya buruan utama para pencinta kuliner yang berkunjung ke Tanah Rencong.

Lebih dari Sekadar Ayam Goreng Apa yang membuat Ayam Tangkap begitu istimewa? Jawabannya terletak pada proses pengolahan dan bumbu rempah yang melimpah. Sekilas, Ayam Tangkap mungkin terlihat seperti ayam goreng biasa yang ditaburi dedaunan. Namun, jangan salah, daun-daunan inilah yang menjadi kunci keunikan rasanya. Daun temurui (kari), daun pandan, dan daun salam koja, yang digoreng hingga garing, bukan hanya menjadi hiasan, melainkan penyumbang utama aroma harum dan cita rasa gurih yang mendalam pada setiap gigitan ayam.

Ayam yang digunakan umumnya adalah ayam kampung muda, yang dipilih agar teksturnya lebih empuk dan bumbu dapat meresap sempurna. Sebelum digoreng, potongan ayam terlebih dahulu direndam dan dimarinasi dengan berbagai rempah pilihan, seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, serai, dan cabai hijau. Proses marinasi ini penting untuk memastikan setiap serat daging ayam kaya akan rasa.

Sensasi Rasa yang Unik Saat disajikan, Ayam Tangkap akan datang dengan tumpukan daun temurui, pandan, dan cabai hijau utuh yang digoreng kering hingga renyah. Aroma harum yang menguar dari hidangan ini saja sudah cukup untuk membangkitkan selera. Gigitan pertama akan menghadirkan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam. Rasa gurih ayam berpadu harmonis dengan aroma rempah yang kuat, ditambah sensasi sedikit pedas dari cabai hijau goreng.

Uniknya, daun-daunan yang ikut digoreng ini juga bisa dimakan. Daun temurui yang garing memberikan sentuhan pahit tipis yang justru menambah dimensi rasa. Kombinasi rasa gurih, pedas, dan sedikit pahit inilah yang menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Ayam Tangkap biasanya disantap dengan nasi hangat dan ditemani sambal kecap atau sambal terasi khas Aceh.

Filosofi di Balik Nama "Tangkap" Nama "Ayam Tangkap" sendiri memiliki cerita menarik. Konon, nama ini berasal dari kebiasaan masyarakat Aceh pada zaman dahulu yang sering "menangkap" ayam kampung di halaman rumah saat hendak menyajikan hidangan istimewa. Ada pula yang mengaitkan nama "tangkap" dengan cara penyajiannya, di mana ayam yang sudah digoreng seolah "ditangkap" atau disembunyikan di balik tumpukan daun-daunan yang digoreng bersama. Terlepas dari asal-usul pastinya, nama ini telah melekat dan menjadi identitas kuat bagi hidangan legendaris ini.

Mengenal Rempah Khas Aceh: Daun Temurui Salah satu bintang utama dalam Ayam Tangkap adalah daun temurui atau sering juga disebut daun kari (Murraya koenigii). Meskipun sering disamakan dengan daun kari yang digunakan dalam masakan India, daun temurui Aceh memiliki aroma dan karakter yang sedikit berbeda, lebih tajam dan khas. Daun ini memang banyak tumbuh subur di Aceh dan menjadi bumbu wajib dalam berbagai masakan tradisional Aceh, termasuk gulai dan sie reuboh. Kehadiran daun temurui inilah yang memberikan sentuhan otentik pada Ayam Tangkap yang sulit ditemukan pada hidangan serupa di daerah lain.

Warisan Kuliner yang Terus Lestari Ayam Tangkap tidak hanya populer di kalangan wisatawan, tetapi juga menjadi hidangan wajib di setiap acara keluarga atau perayaan di Aceh. Mulai dari warung makan sederhana hingga restoran mewah, hampir semuanya menyajikan Ayam Tangkap sebagai menu andalan. Popularitasnya juga telah menyebar ke berbagai kota di Indonesia, bahkan ke mancanegara, di mana restoran-restoran Aceh di luar daerah berlomba-lomba menghadirkan cita rasa otentik Ayam Tangkap.

Kehadiran Ayam Tangkap dalam kancah kuliner nasional menegaskan bahwa kekayaan rempah Indonesia bukan hanya sekadar bumbu, melainkan juga bagian tak terpisahkan dari identitas budaya dan sejarah bangsa. Melestarikan Ayam Tangkap berarti juga menjaga warisan kuliner leluhur yang tak ternilai harganya. Jadi, jika Anda berkesempatan mengunjungi Aceh, pastikan untuk mencicipi kelezatan Ayam Tangkap yang memikat ini. Rasakan sensasi aroma dan rasa yang akan membawa Anda menyelami kekayaan kuliner dari Tanah Rencong.