JAKARTA, Cobisnis.com – Minyak jelantah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini memiliki nilai ekonomi tinggi. Limbah minyak goreng ini diolah menjadi bio-avtur untuk keperluan industri penerbangan.
Salah satu pembelinya adalah Singapore Airlines, yang menggunakan minyak transformasi ini sebagai bahan bakar pesawat. Harga jual minyak bekas ini meningkat dua kali lipat dibanding sebelumnya.
BGN mencatat keberhasilan ini sebagai bukti bahwa limbah bisa menjadi sumber ekonomi berkelanjutan. Transformasi minyak goreng menjadi bio-avtur tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga menguntungkan secara finansial.
Program MBG awalnya fokus pada pemenuhan gizi anak-anak sekolah. Kini, limbah dari kegiatan ini masuk ke rantai industri energi, memberi nilai tambah sosial dan ekonomi.
Indonesia menjadi sorotan karena inovasi pengolahan limbah ini. Bio-avtur dari minyak MBG diminati pasar internasional, termasuk maskapai global.
Transformasi minyak bekas juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Limbah yang biasanya menjadi masalah kini menjadi peluang bisnis bernilai tinggi.
Ekspor bio-avtur membuka peluang ekonomi baru bagi pengusaha lokal. Kenaikan harga dua kali lipat membuat industri pengolahan limbah minyak goreng semakin menjanjikan.
Pemerintah dan BGN menilai langkah ini sejalan dengan program keberlanjutan dan energi hijau. Selain menambah pendapatan, ini meningkatkan kesadaran masyarakat akan pemanfaatan limbah.
Potensi minyak MBG sebagai bahan bakar pesawat bisa memperkuat posisi Indonesia di pasar biofuel global. Industri ini menjadi contoh inovasi dari limbah lokal untuk ekspor.
Langkah ini memperlihatkan bahwa program sosial bisa memberi efek domino positif, baik untuk ekonomi, lingkungan, maupun reputasi global Indonesia.