JAKARTA, Cobisnis.com – Ratu Belanda, Queen Máxima, dalam kapasitasnya sebagai Advokat Khusus Sekjen PBB untuk Inklusi Keuangan (UNSGSA), memberikan penghargaan atas inovasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) yang memungkinkan masyarakat mengurangi cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hanya dengan menukarkan sampah rumah tangga. Program bertajuk “Bayar Angsuran-Mu Pakai Sampah-Mu” ini dinilai sebagai langkah penting dalam memperluas inklusi keuangan berbasis keberlanjutan sekaligus membantu keluarga berpenghasilan rendah menata ekonomi mereka.
Penghargaan tersebut disampaikan Queen Máxima saat berkunjung ke kawasan hunian BTN di Perumahan Gran Harmoni Cibitung, Bekasi, Rabu (26/11). Ia menilai program ini sebagai contoh nyata bagaimana solusi sederhana dapat memberikan perubahan signifikan di tingkat rumah tangga.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa program ini menjadi salah satu inisiatif ESG (environment, social, governance) unggulan BTN. Selain menyediakan akses pembiayaan rumah, BTN juga mengupayakan literasi keuangan dan gerakan peduli lingkungan.
“Program ini memungkinkan sampah rumah tangga dikumpulkan, lalu dikonversi menjadi saldo tabungan yang otomatis mengurangi angsuran KPR. Potongannya bisa mencapai 10–15% per bulan. Jika cicilannya sekitar Rp1,1–1,2 juta, nasabah bisa meringankan beban hingga Rp100–200 ribu dari hasil memilah sampah,” ujar Nixon usai mendampingi kunjungan Queen Máxima.
Nixon menambahkan, rata-rata keluarga di Indonesia bisa menghasilkan hingga empat kilogram sampah setiap hari. Melalui program ini, sampah yang selama ini dianggap tidak bernilai menjadi aset yang membantu ekonomi keluarga. Makin rajin memilah, makin ringan cicilan rumah mereka.
Program “Bayar Angsuran-Mu Pakai Sampah-Mu” telah berjalan di sejumlah wilayah, dan BTN menargetkan ekspansi ke 100 titik di Pulau Jawa hingga akhir 2026. Langkah ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam agenda ekonomi hijau dan percepatan penanganan sampah nasional.
Selain meninjau inovasi tersebut, Queen Máxima juga mengunjungi rumah rendah emisi yang dibiayai melalui skema KPR Subsidi BTN. Ia berdialog dengan beberapa debitur, termasuk pekerja informal, tenaga kesehatan, dan pedagang kecil, untuk memahami tantangan finansial mereka.
BTN sendiri tengah menyiapkan roadmap jangka panjang untuk pembiayaan rumah rendah emisi, menargetkan pembangunan 150.000 unit hingga 2029. Pada tahap awal, telah tersedia lebih dari 1.300 unit rumah dari delapan pengembang yang menjadi proyek percontohan.
Nixon menegaskan bahwa BTN ingin memperluas penggunaan material ramah lingkungan di sektor perumahan. “Secara bertahap, kami mendorong 30 persen porsi material eco-friendly pada 150.000 unit yang akan kami biayai hingga 2029,” katanya.
Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, juga menyoroti pentingnya kesehatan keuangan para debitur KPR. Menurutnya, kemampuan menabung dan memiliki dana darurat sangat vital bagi keberlanjutan pelunasan KPR.
BTN menyediakan program tabungan autodebet dan edukasi menabung, termasuk melalui mekanisme penukaran sampah bekerja sama dengan platform Rekosistem. Sampah bernilai ekonomi dipilah, disetorkan, lalu dikonversi menjadi saldo tabungan yang membantu meringankan cicilan.
“Dari sampah bisa menjadi tabungan. Rata-rata nilai sampah yang disetor ibu rumah tangga bisa memangkas cicilan hingga 10–15 persen,” jelas Setiyo.
Direktur Consumer Banking BTN, Hirwandi Gafar, mengatakan bahwa perhatian Queen Máxima menunjukkan dunia semakin fokus pada keberlanjutan pembiayaan perumahan di Indonesia. Literasi keuangan, menurutnya, tetap menjadi tantangan utama yang harus diperkuat BTN.
“Edukasi bukan hanya tentang cara memiliki rumah, tapi juga bagaimana mengelola keuangan setelahnya—terutama menabung untuk cicilan, pendidikan anak, dan dana darurat,” ungkap Hirwandi.