Jamkrindo

Ponsel dan Sneakers Jadi Dua Produk Paling Laris di Jalur Ekspor Dunia

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 05 Oct 2025, 08:49 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Di tengah perubahan cepat ekonomi global, dua produk tampak mendominasi pergerakan pasar lintas negara: ponsel dan sneakers. Keduanya bukan sekadar barang konsumsi, tapi simbol gaya hidup modern yang mencerminkan arah baru perdagangan dunia.

Setiap detik, ribuan ponsel dikirim dari pabrik di Asia menuju pasar Eropa, Amerika, dan Afrika. Rantai pasok global yang panjang membuat satu produk bisa melibatkan puluhan negara, dari pemasok chip di Taiwan hingga desainer di California. Nilai ekspor ponsel dunia kini melampaui USD 260 miliar, menjadikannya salah satu komoditas non-energi terbesar di planet ini.

Produksi ponsel sebagian besar berpusat di China, India, dan Vietnam, sementara keuntungan utamanya justru mengalir ke perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Samsung, dan Xiaomi. Fenomena ini menunjukkan bagaimana ekonomi global modern semakin dikuasai oleh nilai intelektual dan desain, bukan sekadar tenaga kerja murah.

Tak kalah menarik, pasar sneakers juga tengah berlari kencang. Produk alas kaki yang dulu hanya dikaitkan dengan olahraga kini menjelma menjadi bagian dari ekonomi gaya hidup global. Vietnam dan Indonesia menjadi dua produsen utama dunia, dengan ekspor alas kaki Vietnam menembus USD 24 miliar pada 2023.

Di sisi lain, merek besar seperti Nike, Adidas, dan Puma mendominasi pangsa pasar lewat branding dan inovasi desain. Meski diproduksi di Asia, keuntungan terbesar tetap mengalir ke negara asal merek-merek tersebut di Barat. Ini mencerminkan struktur globalisasi baru, di mana nilai ekonomi tidak lagi bergantung pada lokasi pabrik, tapi pada kepemilikan merek dan teknologi.

Yang menarik, ekonomi sneakers tidak berhenti di toko ritel. Pasar resale atau penjualan ulang seperti StockX dan GOAT menciptakan ekosistem perdagangan baru senilai lebih dari USD 10 miliar per tahun, di mana sepatu bisa berpindah tangan antarnegara hanya dalam hitungan detik.

Kedua produk ini punya kesamaan: ringan, bernilai tinggi, dan mudah dikirim. Selain itu, keduanya juga digerakkan oleh tren budaya populer dan inovasi digital, menjadikannya simbol kapitalisme konsumtif modern. Nilai ekonomi tidak hanya datang dari produksi, tapi juga dari citra, status, dan kecepatan distribusi.

Dari perspektif makroekonomi, ponsel dan sneakers memperlihatkan bagaimana arus perdagangan global kini lebih cair dan berbasis gaya hidup. Barang-barang ini tak lagi sekadar kebutuhan, melainkan ekspresi identitas global yang ikut menggerakkan ekonomi lintas benua.

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, posisi sebagai produsen utama membuka peluang besar. Namun tantangannya ada pada bagaimana bertransformasi dari sekadar produsen menjadi pemilik merek dan inovasi. Di sinilah nilai ekonomi sesungguhnya tercipta.

Ponsel dan sneakers kini bukan sekadar barang dagangan. Keduanya adalah cermin dari ekonomi global yang hidup, dinamis, dan terus bergerak di mana satu klik pembelian atau satu pasang sepatu bisa menggambarkan hubungan ekonomi antara belasan negara di dunia.