Jamkrindo

Pupuk Indonesia Grup Dorong Petani Jawa Barat Segera Input Data RDKK Pupuk Subsidi 2026

Oleh Dwi Natasya pada 15 Oct 2025, 19:36 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Pupuk Indonesia melalui anak usahanya, PT Pupuk Kujang Cikampek, berkomitmen mendukung program Kementerian Pertanian dalam memastikan pendataan petani penerima pupuk subsidi berjalan tepat dan akurat. Komitmen tersebut diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Penginputan Data e-RDKK Tahun Anggaran 2026 yang digelar untuk mempercepat proses pendaftaran petani.

Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kujang, Iyan Fajri, mengatakan Pupuk Indonesia Grup siap membantu petani agar seluruh data penerima pupuk subsidi tahun 2026 dapat terinput dengan baik. Ia mengimbau para petani segera mendaftarkan diri agar bisa mendapatkan alokasi pupuk subsidi dari pemerintah.

“Untuk e-RDKK 2026, semua petani yang membutuhkan bisa menginput datanya, termasuk untuk pupuk organik. Setelah itu, teman-teman PUD dan PPTS akan melakukan sosialisasi agar petani bisa menebus pupuk organik tersebut. Harapannya, jenis tanaman yang bisa mendapatkan subsidi pun semakin beragam,” jelas Iyan.

Sementara itu, Direktur Pupuk Kementerian Pertanian, Jekvy Hendra, menekankan bahwa akurasi data e-RDKK merupakan faktor penting untuk memastikan penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran.

“Pendataan ini adalah tahap krusial agar pupuk subsidi benar-benar diterima oleh yang berhak. Kami minta agar proses pendataan dilakukan secara teliti dan menyeluruh, termasuk aspek spasialnya,” ujar Jekvy.

Ia menambahkan, proses input data untuk tahun 2026 berlangsung pada 22 September hingga 25 Oktober 2025. Ia juga menyoroti data di Jawa Barat yang menunjukkan masih banyak petani belum menebus pupuk bersubsidi selama tiga tahun terakhir.

“Tercatat ada sekitar 363.797 petani di Jawa Barat yang belum menebus pupuk subsidi selama tiga tahun berturut-turut. Ini perlu disisir lagi agar serapan pupuk bisa meningkat,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sry Pujiati, Kapoksi Pupuk Bersubsidi Kementan, menjelaskan bahwa banyaknya petani yang belum menebus pupuk subsidi bisa disebabkan oleh meningkatnya jumlah usulan.

“Peningkatan usulan sering terjadi karena kekhawatiran tidak kebagian pupuk subsidi. Padahal, pemerintah bisa melakukan realokasi bila diperlukan, jadi petani tidak perlu khawatir,” ujarnya.

Pupuk Organik Kembali Disubsidi, Petani Diminta Manfaatkan Kesempatan Ini

Pemerintah resmi mengembalikan subsidi untuk pupuk organik sebagai bagian dari upaya mencapai swasembada pangan nasional. Menurut Iyan, perhatian besar Presiden Prabowo terhadap sektor pertanian diwujudkan dengan langkah-langkah untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.

"Swasembada pangan bisa tercapai kalau produktivitas tinggi, dan itu berawal dari tanah yang sehat. Pupuk organik berperan besar dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah,” ungkap Iyan.

Ia menambahkan, karena pupuk organik kini kembali disubsidi, petani diimbau tidak ragu untuk menebus dan menggunakannya. Pupuk ini pertama kali dikembangkan oleh Pupuk Indonesia Grup sejak 2005, masuk skema subsidi pada 2008, sempat dihentikan pada 2022, dan kini kembali mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.

“Ini momen yang baik untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen,” tambah Iyan.

Untuk memperkuat komitmen tersebut, Kementerian Pertanian bersama para penyuluh, petani, dan unsur pertanian lain menandatangani komitmen bersama penggunaan pupuk organik, termasuk penyediaan demplot pupuk organik di setiap kecamatan.

“Hari ini kita semua bersepakat memperluas penggunaan pupuk organik dan memastikan ada demplot di setiap kecamatan sebagai contoh penerapan,” kata Jekvy Hendra.