JAKARTA, Cobisnis.com - Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) kembali jadi perbincangan panas di kalangan investor ritel. Bagaimana tidak, saham yang sempat digadang-gadang bakal “terbang” ke level Rp280.000 per saham ini justru terjerembab dalam auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid, dan kini parkir di harga Rp59 per saham pada perdagangan Senin (20/10/2025) kemarin.
Harga tersebut bahkan nyaris menyentuh harga minimum perdagangan di BEI, yang membuat banyak pemegang saham DADA hanya bisa ngelus dada.
Sempat beredar narasi optimisme di berbagai forum dan kanal diskusi saham bahwa saham DADA akan melonjak tajam, terutama setelah adanya kabar pengembangan proyek dan sentimen teknikal.
Namun, kenyataan di pasar berbicara lain. Alih-alih to the moon, saham DADA justru to the floor, dan belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah.
Dalam pernyataan resminya, Selasa (21/10/2025) Perseroan menegaskan bahwa penjualan saham DADA oleh pengendali bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan dan memperbaiki arus kas perusahaan.
Penjualan saham DADA ini disebut penting untuk mendukung keberlanjutan proyek-proyek yang tengah berjalan dan memperkuat posisi keuangan korporasi.
Adapun tiga fokus utama dari dana penjualan saham DADA, pertama untuk pelunasan kewajiban perbankan. Kedua, penyediaan modal kerja untuk menyelesaikan proyek Apple 3, yang kini berada dalam tahap akhir pengerjaan interior dan finishing.
Ketiga, hasil penjualan saham DADA untuk pengembangan proyek rumah tapak bersama mitra strategis melalui skema Kerja Sama Operasi (KSO), yang ditujukan untuk memperluas portofolio di sektor properti residensial.
Kisah DADA menjadi pengingat bahwa pasar saham bukan tempat untuk berharap tanpa data. Investor diimbau untuk mewaspadai euforia sesaat, terutama jika pergerakan harga tidak sejalan dengan kinerja atau informasi resmi dari perusahaan.
Saat ini, mayoritas investor yang terjebak di harga atas hanya bisa berharap ada sentimen penyelamat yang mampu menarik kembali saham DADA dari jurang ARB berkepanjangan.