JAKARTA, Cobisnis.com – Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, berharap bahwa kemegahan sambutan kenegaraan untuk Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam kunjungan kenegaraan ke Inggris minggu ini akan memberikan perlindungan dari potensi jebakan politik, mulai dari isu kebebasan berbicara hingga skandal seputar Jeffrey Epstein.
Trump dijadwalkan tiba di Inggris pada Selasa malam, dan akan disambut selama dua hari ke depan oleh Raja Charles, kemudian oleh Starmer. Kunjungan ini diperkirakan akan sarat dengan karpet merah serta promosi kesepakatan investasi yang bertujuan mempererat hubungan ekonomi kedua negara.
Starmer, yang sedang berada di bawah tekanan setelah terpaksa memecat Peter Mandelson dari posisinya sebagai duta besar untuk AS akibat kaitan dengan Epstein, berharap kunjungan ini menunjukkan bahwa hubungan dekatnya dengan Trump dapat memberikan manfaat bagi Inggris.
Gugus Tugas Transarlantik akan Diumumkan
Untuk tujuan tersebut, Menteri Keuangan Rachel Reeves juga akan mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan AS Scott Bessent. Mereka diperkirakan akan mengumumkan pembentukan "gugus tugas transatlantik" guna memperdalam kerja sama antara dua pusat keuangan terbesar di dunia.
Pejabat tinggi AS mengatakan pada Senin bahwa akan diumumkan kesepakatan senilai lebih dari $10 miliar yang mencakup sektor energi dan teknologi.
“Kunjungan kenegaraan bersejarah kedua ini bertujuan untuk menyoroti dan memperbaharui hubungan istimewa antara Amerika Serikat dan Inggris,” ujar seorang pejabat senior AS pada Senin.
Juru bicara Starmer mengatakan kepada wartawan bahwa perdana menteri “melihat kunjungan kenegaraan ini murni sebagai upaya untuk memberikan hasil bagi rakyat pekerja,” sambil merinci investasi AS yang dijanjikan akhir pekan lalu yang diperkirakan menciptakan 1.800 lapangan kerja di Inggris serta kemitraan nuklir sipil yang dapat menurunkan harga energi.
Starmer Cari Keuntungan Politik di Tengah Kritik Internal
Starmer bisa saja menyambut gangguan agenda ini ketika menjamu Trump di kediaman pedesaan Chequers pada Kamis, dengan salah satu tujuan utamanya adalah menonjolkan keberhasilan yang diraih selama kunjungan yang juga diperkirakan akan disertai oleh aksi protes.
Beberapa anggota parlemen dari Partai Buruh marah atas cara Starmer menangani pengunduran diri wakilnya, Angela Rayner, dan Peter Mandelson. Mereka mempertanyakan dukungan penuh Starmer kepada keduanya sebelum akhirnya terpaksa memecat mereka.
Setelah berbagai langkah yang dinilai keliru seperti reformasi kesejahteraan, penerimaan hadiah, dan pembatasan pajak untuk tunjangan anak. Beberapa anggota parlemen mulai mempertanyakan penilaian politik Starmer, terutama di tengah lonjakan popularitas Partai Reformasi UK yang dipimpin Nigel Farage dalam jajak pendapat.
Namun, ancaman terbesar mungkin datang dari kemungkinan munculnya kembali pertanyaan seputar mendiang pelaku kejahatan seksual, Jeffrey Epstein. Starmer membela keputusannya memecat Mandelson pekan lalu dengan mengatakan bahwa ia tidak mengetahui kedalaman hubungan mantan duta besar tersebut dengan Epstein.