Jamkrindo

Teknologi Canggih di Balik Jembatan-Terowongan Chesapeake Bay

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 24 Nov 2025, 08:33 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Chesapeake Bay Bridge Tunnel menjadi salah satu karya teknik paling ikonik di Amerika Serikat karena menggabungkan jembatan panjang dan terowongan bawah laut dalam satu jalur transportasi. Struktur ini memungkinkan kendaraan melintas di permukaan laut namun tetap memberi ruang aman bagi kapal besar melewati teluk.

Sistem jembatan-terowongan ini dibangun untuk menghubungkan daratan Virginia dengan wilayah pesisir di seberang teluk. Karena kawasan itu merupakan rute pelayaran strategis, konstruksi tidak boleh mengganggu pergerakan kapal kontainer, kapal perang, hingga kapal logistik.

Itu sebabnya sebagian jalur dibuat “tenggelam” ke bawah laut melalui dua terowongan. Begitu memasuki titik tertentu, jalan menurun dari jembatan menuju terowongan yang menyilang tepat di bawah jalur pelayaran. Sistem ini membuat kapal dapat lewat tanpa hambatan, sementara kendaraan tetap bisa bergerak lancar di permukaan.

Pembangunan perdana pada 1960-an menelan biaya sekitar US$200 juta. Jika dikonversi dengan kurs saat ini, nilainya setara lebih dari Rp3,1 triliun. Angka tersebut menunjukkan besarnya skala teknologi yang diterapkan pada masa itu, terutama untuk struktur laut yang rentan terhadap tekanan dan korosi.

Proyek ekspansi terowongan terbaru bahkan mencapai US$817 juta atau sekitar Rp12,6 triliun. Investasi besar ini diperlukan untuk memperkuat kapasitas, memperbarui sistem ventilasi, dan memastikan keselamatan kendaraan yang melintas di bawah dasar laut.

Membangun terowongan laut membutuhkan teknologi khusus seperti metode immersed tube yang menenggelamkan segmen terowongan ke dasar laut. Setiap bagian harus tahan tekanan air, benturan arus, serta perubahan suhu ekstrem di wilayah pesisir.

Selain itu, jembatan yang berada di atas permukaan laut dibangun dengan fondasi tiang dalam berlapis pelindung anti-korosi. Bagian ini dibuat tinggi agar tahan terpaan angin besar, gelombang, dan cuaca ekstrem yang sering terjadi di pesisir Atlantik.

Struktur gabungan jembatan-terowongan ini menjadikan Chesapeake Bay sebagai salah satu infrastruktur paling kompleks di Amerika Utara. Konektivitas antara daratan yang sebelumnya terisolasi meningkat pesat, mendorong aktivitas ekonomi lokal dan distribusi logistik.

Di sisi lain, desainnya memastikan jalur pelayaran tetap terbuka tanpa risiko tabrakan dengan struktur jembatan. Model ini kemudian menjadi contoh bagi sejumlah negara dalam mengembangkan proyek serupa di kawasan pesisir.

Hingga kini, Chesapeake Bay Bridge Tunnel tetap berfungsi sebagai simbol inovasi rekayasa sipil. Kombinasi desain unik, biaya besar, dan manfaat ekonomi menjadikannya salah satu proyek infrastruktur laut paling berpengaruh di dunia.