Jamkrindo

Uber Tak Bertanggung Jawab Atas Kasus Gugatan Pertama Terkait Pelecehan Seksual oleh Sopir

Oleh Zahra Zahwa pada 01 Oct 2025, 11:40 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Uber dinyatakan tidak bertanggung jawab atas kasus pelecehan seksual terhadap seorang perempuan yang mengaku diserang sopirnya dalam perjalanan menggunakan aplikasi ride-hailing tersebut, menurut keputusan juri di California pada Selasa (30/9).

Dalam sidang perdata tiga minggu di Pengadilan Tinggi San Francisco, juri menyatakan Uber lalai dalam langkah-langkah perlindungan keselamatan penumpang anonim itu. Namun, kelalaian tersebut dianggap bukan faktor utama yang menyebabkan kerugian korban, jelas Celine Cutter, salah satu pengacaranya.

Kasus ini merupakan yang pertama diadili dari lebih dari 500 gugatan serupa yang digabungkan di pengadilan negara bagian California. Selain itu, terdapat lebih dari 2.500 gugatan terkait yang sedang diproses di pengadilan federal.

Perempuan yang menggunakan nama samaran Jessica C. dalam persidangan menggugat Uber pada 2021, setelah mengaku diserang sopirnya pada 2016. Menurut pengacara korban, sopir itu menepi ke jalan kecil, lalu menahannya, meraba, dan menciumnya.

Uber menyatakan pihaknya telah bekerja bertahun-tahun untuk meningkatkan standar keselamatan. “Uber akan terus berupaya meningkatkan keselamatan di masa depan,” kata juru bicara perusahaan dalam pernyataan resmi.

Dampak Lebih Luas
Gugatan ini dipilih sebagai bellwether trial atau uji coba awal, yang akan menjadi tolok ukur dalam mengelola kasus-kasus lain maupun negosiasi penyelesaian. Pengacara korban sempat meminta ganti rugi kompensasi antara 175.000 hingga 1,2 juta dolar AS per tahun usia korban, namun tidak menyebut angka spesifik untuk ganti rugi hukuman.

Para penggugat berargumen bahwa Uber tahu adanya masalah pelecehan oleh sopir namun gagal mengambil langkah pencegahan signifikan, seperti memasangkan penumpang perempuan dengan sopir perempuan atau mewajibkan kamera dasbor.

Meski Uber kini telah meningkatkan fitur keselamatan, termasuk verifikasi perjalanan dalam aplikasi, perekaman video dan audio, deteksi anomali, hingga pembentukan Safety Advisory Board, reputasi keamanannya masih rapuh.

Laporan keselamatan Uber terbaru menunjukkan kasus pelecehan seksual serius turun 44% sejak laporan pertama pada 2017-2018. Namun, ribuan laporan tetap tercatat, sehingga kritik terhadap risiko sistemik masih berlanjut.

Baru-baru ini, Subkomite DPR AS meminta penjelasan resmi dari CEO Uber, Dara Khosrowshahi, mengenai protokol perusahaan dalam mencegah dan menangani pelecehan seksual di layanan mereka.