JAKARTA, Cobisnis.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan potensi naiknya kasus demam berdarah dengue (DBD) dan Leptospirosis setelah banjir besar melanda Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Situasi pasca-bencana dinilai rawan karena banyak genangan air tersisa.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin, menjelaskan bahwa genangan air merupakan tempat ideal bagi nyamuk pembawa virus DBD untuk berkembang biak. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko penularan, terutama di wilayah hunian sementara dan titik pengungsian.
Selain DBD, ancaman Leptospirosis juga meningkat. Banjir berpotensi membawa kontaminasi urine tikus ke sumber air yang digunakan warga, sehingga memperbesar kemungkinan penularan penyakit bakteri tersebut.
Agus menegaskan pentingnya kewaspadaan tambahan karena penyakit tidak hanya muncul saat banjir berlangsung, tetapi justru meningkat setelah air surut. Lingkungan lembap dan sanitasi yang belum pulih sering menjadi faktor pemicu.
Kemenkes mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan pribadi dengan rutin mencuci tangan, memakai alas kaki, serta memastikan pakaian dan tubuh tetap kering. Langkah sederhana ini dapat menurunkan risiko paparan bakteri Leptospira.
Dari sisi makanan, warga dianjurkan mengonsumsi hidangan yang matang sempurna serta menggunakan air minum yang aman. Hal ini penting karena banyak fasilitas pengolahan air dan dapur umum yang masih dalam tahap pemulihan.
Kemenkes juga menekankan pentingnya menjaga area pengungsian agar bebas genangan. Drainase perlu berfungsi baik untuk mencegah munculnya tempat berkembang biak nyamuk. Sampah juga disarankan dibuang pada tempat yang disediakan.
Upaya 3M plus dalam pencegahan DBD—menguras, menutup, mengubur, serta tambahan langkah pengendalian lain—diingatkan kembali kepada warga. Pencegahan berbasis lingkungan dinilai sebagai cara paling efektif dalam situasi darurat.
Agus meminta masyarakat segera memeriksakan diri ke posko kesehatan atau fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami gejala seperti demam, diare, ISPA, atau gatal-gatal. Deteksi dini disebut sangat penting untuk menekan angka kesakitan.
Kemenkes berkomitmen terus memantau situasi penyakit pasca-banjir di seluruh wilayah yang terdampak. Pemerintah juga memastikan dukungan tenaga kesehatan, edukasi lapangan, dan pemantauan faktor risiko berjalan secara berkelanjutan.