Jamkrindo

Banjir 1931 China, Tragedi Alam yang Paling Mematikan dalam Sejarah

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 03 Dec 2025, 07:42 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Banjir besar yang melanda China pada tahun 1931 masih tercatat sebagai bencana alam paling mematikan dalam sejarah dunia. Skala kerusakannya sangat luas, mulai dari runtuhnya sistem irigasi hingga tenggelamnya kota-kota besar di sepanjang Sungai Yangtze dan Huang He.

Fenomena ini terjadi akibat curah hujan ekstrem yang berlangsung berbulan-bulan, diperparah oleh mencairnya salju di wilayah utara. Kondisi tersebut membuat volume air sungai meningkat drastis hingga tak mampu ditampung oleh tanggul pengaman yang sudah rapuh.

Pada masa itu, China tengah menghadapi persoalan lingkungan serius, termasuk kerusakan daerah aliran sungai akibat deforestasi dan pengelolaan lahan yang buruk. Akibatnya, air tidak terserap dengan baik dan langsung mengalir ke sungai dalam jumlah besar, mempercepat proses luapan.

Dampak ekonominya sangat besar karena sebagian besar wilayah yang terkena banjir merupakan pusat produksi pangan. Sawah, gudang beras, serta jalur logistik lumpuh total. Krisis pangan kemudian menyebar, memicu angka kematian yang kian meningkat.

Di luar kerusakan fisik, banjir ini juga menyebabkan wabah penyakit seperti kolera dan disentri. Minimnya fasilitas kesehatan dan sanitasi membuat penularan penyakit meluas cepat di kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak.

Pemerintah saat itu menghadapi tantangan besar untuk mengkoordinasikan bantuan karena akses transportasi terputus. Banyak wilayah yang terisolasi berminggu-minggu, membuat bantuan logistik dan tenaga medis sulit menjangkau korban.

Laporan internasional pada masa itu memperkirakan korban meninggal mencapai angka yang sangat tinggi. Beberapa arsip menyebutkan jumlahnya bisa menembus jutaan jiwa, menjadikannya tragedi paling kelam dalam catatan bencana global.

Peristiwa 1931 kemudian menjadi titik balik bagi China dalam memperkuat sistem pengendalian banjir. Pemerintah menata ulang manajemen sungai, membangun bendungan besar, serta memperbaiki tata ruang di wilayah rawan.

Tragedi tersebut juga menarik perhatian dunia internasional. Banyak negara mulai mempelajari faktor-faktor yang memperparah dampak banjir sebagai dasar perumusan kebijakan mitigasi risiko jangka panjang.

Hingga kini, banjir 1931 menjadi pengingat bahwa perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan salah kelola sumber daya alam dapat memperburuk bencana alam. Peristiwa ini tetap relevan sebagai pelajaran menghadapi ancaman serupa di masa depan.