Jamkrindo

Bank Indonesia Ungkap Telah Beli SBN Senilai Rp144,90 Triliun hingga 15 Juli 2025

Oleh Farida Ratnawati pada 17 Jul 2025, 07:24 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp144,90 triliun hingga 15 Juli 2025.

Pembelian Surat Berharga Negara tersebut, jelas Perry, melalui pasar sekunder sebesar Rp102,58 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp42,32 triliun.

"Ke depan, BI akan terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market untuk menjaga kecukupan likuiditas dan meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter dalam mencapai sasaran inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu, 16 Juli.

Perry menyampaikan, pembelian SBN dari pasar sekunder untuk memperkuat ekspansi likuiditas kebijakan moneter, sekaligus mencerminkan sinergi erat antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal Pemerintah.

Sebab itu, ia menyampaikan strategi operasi moneter pro-market juga terus dioptimalkan untuk mendukung kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan.

Perry menyampaikan bahwa hingga 14 Juli 2025, total posisi instrumen SRBI tercatat sebesar Rp782,62 triliun, menurun dari Rp923,53 triliun pada awal Januari 2025, sehingga mendukung ekspansi likuiditas kebijakan moneter.

Sementara itu, posisi instrumen SVBI dan SUVBI pada periode yang sama tercatat masing-masing sebesar 3,53 miliar dolar AS dan 491 juta dolar AS.

Ia menyampaikan implementasi dealer utama (primary dealer) sejak Mei 2024 juga makin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar.

Adapun ia menyampaikan bahwa BI terus memperkuat respons kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Perry menyampaikan, strategi operasi moneter terus dioptimalkan untuk memperkuat efektivitas transmisi penurunan suku bunga.

Di pasar uang, sejalan dengan penurunan BI-Rate pada Mei 2025 dan operasi moneter BI, suku bunga INDONIA terus menurun menjadi 5,14 persen pada 15 Juli 2025 dari sebelum pengumuman penurunan BI-Rate pada Mei sebesar 5,77 persen.

Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga menurun dari masing-masing sebesar 6,40 persen, 6,44 persen, dan 6,47 persen sebelum penurunan BI-Rate pada Mei 2025 menjadi 5,85 persen; 5,86 persen; dan 5,87 persen pada tanggal 11 Juli 2025.

Sementara itu, imbal hasil SBN untuk tenor 2 tahun menurun dari 6,13 persen menjadi 5,86 persen, sementara untuk tenor 10 tahun menurun dari 6,71 persen menjadi 6,56 persen.

Namun demikian, ia menyampaikan suku bunga deposito 1 bulan meningkat, dari 4,81 persen pada Mei 2025 menjadi 4,85 persen pada Juni 2025, seiring dengan persaingan bank untuk memperoleh pendanaan.

Suku bunga kredit perbankan juga masih tinggi, yaitu 9,16 persen pada Juni 2025, tidak jauh berbeda dari 9,18 persen pada Mei 2025.

Ke depan, kata Perry, BI memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan guna mendukung pertumbuhan ekonomi.