Jamkrindo

Cerita Nike, Brand Dunia yang Lahir dari Cetakan Wafel

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 12 Nov 2025, 08:11 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Siapa sangka merek olahraga terbesar di dunia ternyata berawal dari bagasi mobil tua. Nike, yang sekarang jadi ikon global dengan nilai perusahaan lebih dari US$150 miliar, dulunya cuma usaha kecil dua orang di Oregon, Amerika Serikat.

Nike lahir pada tahun 1964, tapi waktu itu namanya belum Nike. Perusahaan ini didirikan oleh Bill Bowerman, pelatih atletik di University of Oregon, dan Phil Knight, mantan atlet lari yang jago bisnis. Nama awalnya Blue Ribbon Sports, dan mereka cuma jadi distributor sepatu lari dari Jepang bernama Onitsuka Tiger.

Phil Knight waktu itu jualan sepatu dari bagasi mobilnya di acara lomba lari. Ia benar-benar mulai dari nol tanpa kantor mewah atau modal besar. Tapi kerja keras dan semangat inovasi mereka bikin usaha kecil itu tumbuh cepat.

Tahun 1971, kerja sama dengan Onitsuka putus. Knight dan Bowerman akhirnya bikin merek sendiri dan menamainya Nike, diambil dari dewi kemenangan Yunani kuno. Logo “Swoosh” yang sekarang terkenal di seluruh dunia justru dibuat mahasiswa desain bernama Carolyn Davidson, dengan bayaran cuma 35 dolar.

Bowerman sendiri dikenal jenius dan kreatif. Ia pernah menuangkan karet ke cetakan wafel istrinya untuk bikin sol sepatu ringan dan fleksibel. Dari ide sederhana itu, lahirlah inovasi sol “Waffle” yang bikin Nike dikenal di kalangan pelari.

Nike benar-benar meledak di era 1980-an setelah meluncurkan Air Jordan bersama legenda NBA Michael Jordan. Kolaborasi ini bukan cuma sukses secara bisnis, tapi juga mengubah Nike jadi bagian dari budaya pop global.

Sepatu Nike mulai dipakai bukan hanya buat olahraga, tapi juga jadi simbol gaya hidup dan status sosial. Kaum muda di seluruh dunia menjadikan Nike bagian dari identitas mereka.

Perjalanan Nike gak selalu mulus. Di era 2000-an, perusahaan ini sempat dikritik karena isu buruh di pabrik Asia. Tapi mereka belajar, berbenah, dan mulai berinvestasi di produksi yang lebih ramah lingkungan lewat program “Move to Zero”.

Sekarang Nike bukan cuma jual sepatu, tapi juga gaya hidup. Mereka terus berinovasi di bidang olahraga, fesyen, dan teknologi — dari pakaian pintar sampai sepatu dengan sensor digital.

Dari mobil tua di Oregon sampai jadi simbol kemenangan dunia, kisah Nike jadi bukti bahwa ide kecil bisa tumbuh luar biasa kalau dikejar dengan kerja keras, visi, dan keberanian buat beda.