JAKARTA, Cobisnis.com – Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dilaporkan melakukan serangan drone terhadap sebuah fasilitas pelabuhan di pesisir Venezuela awal bulan ini. Sumber yang mengetahui operasi tersebut mengatakan bahwa ini merupakan serangan pertama yang diketahui dilakukan Amerika Serikat terhadap target di dalam wilayah Venezuela.
Serangan drone tersebut menargetkan sebuah dermaga terpencil di pantai Venezuela yang diyakini pemerintah AS digunakan oleh geng kriminal Tren de Aragua untuk menyimpan narkoba dan memindahkannya ke kapal-kapal sebelum dikirim lebih lanjut. Menurut sumber, tidak ada orang di lokasi saat serangan terjadi sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Dua sumber menyebutkan Pasukan Operasi Khusus AS memberikan dukungan intelijen dalam operasi tersebut, menegaskan keterlibatan berkelanjutan AS di kawasan itu. Namun, juru bicara Komando Operasi Khusus AS, Kolonel Allie Weiskopf, membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa pasukan khusus tidak terlibat, termasuk dalam dukungan intelijen.
Presiden AS Donald Trump tampaknya pertama kali mengakui adanya serangan tersebut dalam sebuah wawancara pekan lalu, meski tidak memberikan rincian jelas. Saat ditanya kembali, Trump hanya mengatakan AS menyerang area dermaga tempat pemuatan narkoba, tanpa memastikan apakah operasi itu dilakukan oleh militer atau CIA.
Serangan ini berpotensi meningkatkan ketegangan antara AS dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, yang selama ini ditekan Washington agar mundur melalui kampanye militer agresif. Sebelumnya, AS telah menghancurkan lebih dari 30 kapal di Laut Karibia dan Samudra Pasifik bagian timur dalam operasi yang disebut sebagai kampanye kontra-narkotika, serta memberlakukan blokade terhadap kapal tanker minyak yang disanksi.
Sumber menyebutkan bahwa meski serangan tersebut berhasil menghancurkan fasilitas dan kapal di lokasi, dampaknya bersifat simbolis karena masih banyak pelabuhan lain yang digunakan jaringan penyelundupan narkoba dari Venezuela. Bahkan, serangan itu nyaris tidak menarik perhatian publik di dalam negeri.
Pemerintahan Trump sebelumnya telah memperluas kewenangan CIA untuk melakukan operasi di Amerika Latin, termasuk di Venezuela. Pejabat tinggi AS menegaskan operasi terhadap jaringan narkoba akan terus berlanjut, dengan pendekatan serupa seperti yang digunakan dalam perang global melawan terorisme.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth bahkan menyamakan pengedar narkoba dengan kelompok teroris. “Para narkoteroris ini adalah al Qaeda di belahan bumi kita,” ujarnya, seraya menegaskan AS akan memburu mereka dengan tingkat presisi yang sama.