Jamkrindo

Khaleda Zia, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Dan Rival Politik Hasina, Wafat Di Usia 80 Tahun

Oleh Zahra Zahwa pada 31 Dec 2025, 08:27 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Mantan Perdana Menteri Bangladesh Khaleda Zia, tokoh politik perempuan yang rivalitas panjangnya dengan Sheikh Hasina membentuk lanskap politik negaranya selama beberapa dekade, meninggal dunia pada usia 80 tahun, Selasa, menurut pernyataan Partai Nasionalis Bangladesh (BNP).

Khaleda Zia tercatat sebagai perempuan pertama yang terpilih sebagai perdana menteri Bangladesh. Sepanjang karier politiknya, ia kerap menghadapi kasus korupsi yang menurutnya bermotif politik. Namun pada Januari 2025, Mahkamah Agung Bangladesh membebaskannya dari kasus korupsi terakhir, yang secara teori membuka peluang baginya untuk kembali mencalonkan diri dalam pemilu nasional Februari lalu.

BNP menyebutkan bahwa sejak Khaleda Zia dibebaskan dari penjara karena alasan kesehatan pada 2020, pihak keluarga telah mengajukan setidaknya 18 permohonan kepada pemerintahan rival politiknya, Sheikh Hasina, agar ia diizinkan menjalani perawatan medis ke luar negeri. Seluruh permohonan tersebut ditolak. Baru setelah Hasina lengser pada 2024, pemerintahan sementara yang dipimpin peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus memberikan izin. Khaleda Zia kemudian berangkat ke London pada Januari dan kembali ke Bangladesh pada Mei.

Perjalanan politik Khaleda Zia tak terlepas dari sejarah kelam Bangladesh pascakemerdekaan 1971, yang diwarnai kudeta dan pergolakan militer. Suaminya, Presiden Ziaur Rahman, naik ke tampuk kekuasaan sebagai kepala militer pada 1977 dan mendirikan BNP setahun kemudian, sebelum akhirnya tewas dalam kudeta militer pada 1981. Sikap tegas Khaleda Zia terhadap kediktatoran militer turut mendorong gerakan massa yang berujung pada tumbangnya penguasa militer H.M. Ershad pada 1990.

Rivalitasnya dengan Sheikh Hasina putri pendiri Bangladesh Sheikh Mujibur Rahman menjadi salah satu persaingan politik paling sengit di Asia Selatan. Khaleda Zia menjabat sebagai perdana menteri pada 1991 dan kembali berkuasa pada 2001, namun pemerintahannya juga diwarnai kontroversi, termasuk tudingan korupsi yang menyeret putranya, Tarique Rahman, serta ketegangan politik dengan India.

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi kesehatan Khaleda Zia terus menurun. Meski jarang tampil di ruang publik dan absen dari aktivitas politik aktif, ia tetap menjabat sebagai ketua BNP hingga akhir hayatnya. Ia terakhir terlihat di sebuah acara militer di Dhaka pada November lalu, hadir dengan kursi roda dan tampak lemah.

Khaleda Zia meninggalkan satu orang putra, Tarique Rahman, yang kini menjadi ketua pelaksana BNP. Putra bungsunya, Arafat Rahman, meninggal dunia pada 2015.