Jamkrindo

Dari Gaming ke AI, Nvidia Kini Penguasa Industri Teknologi Global

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 14 Nov 2025, 08:43 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Nama Nvidia kini identik dengan revolusi kecerdasan buatan (AI). Perusahaan asal California, Amerika Serikat, ini berhasil menguasai lebih dari 80 persen pasar chip grafis dunia dan menjadi tulang punggung dari hampir semua sistem AI modern, mulai dari ChatGPT hingga kendaraan otonom.

Didirikan pada 1993 oleh Jensen Huang, Nvidia awalnya dikenal lewat produk kartu grafis untuk gaming. Namun, lonjakan tren AI sejak 2022 membuat perusahaan ini bertransformasi dari produsen GPU biasa menjadi raksasa teknologi paling berpengaruh di dunia.

Chip buatan Nvidia, terutama seri H100 dan B200 Blackwell, kini jadi komponen utama dalam pelatihan model AI raksasa. Perusahaan seperti Microsoft, Google, Meta, dan Amazon semua bergantung pada produk mereka untuk membangun infrastruktur kecerdasan buatan.

Lonjakan permintaan chip AI membuat valuasi pasar Nvidia meroket. Hingga 2025, nilai pasarnya telah menembus lebih dari 3 triliun dolar AS, menjadikannya salah satu dari tiga perusahaan paling bernilai di dunia, bersaing ketat dengan Apple dan Microsoft.

Dominasi Nvidia di pasar GPU menciptakan dampak ekonomi global. Negara-negara berlomba mengamankan pasokan chip buatan mereka karena perangkat keras ini menjadi kunci kemajuan industri digital dan keamanan nasional. Bahkan, kebijakan ekspor chip kini jadi isu geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Di sisi lain, keberhasilan Nvidia juga membuka lapangan baru bagi ribuan perusahaan rintisan di bidang AI, robotika, hingga komputasi awan. Ekosistem yang mereka bangun melalui platform seperti CUDA dan DGX Cloud mempermudah pengembang untuk menciptakan inovasi baru dengan daya komputasi yang kuat.

CEO Jensen Huang, yang kini dianggap sebagai “Steve Jobs-nya era AI”, kerap menekankan bahwa masa depan teknologi tidak bisa dipisahkan dari komputasi paralel dan pemrosesan data masif dua hal yang menjadi spesialisasi Nvidia.

Meski begitu, dominasi Nvidia juga menimbulkan kekhawatiran soal ketergantungan dunia terhadap satu perusahaan. Harga chip yang tinggi dan pasokan terbatas bisa menjadi tantangan bagi banyak negara berkembang untuk ikut berkompetisi dalam ekonomi AI.

Namun terlepas dari kontroversi itu, Nvidia telah berhasil menciptakan fondasi baru bagi dunia teknologi. Peran mereka kini bukan sekadar produsen perangkat keras, tapi penyedia infrastruktur digital global yang menggerakkan miliaran data setiap detik.

Di era AI yang terus berkembang, nama Nvidia akan selalu muncul di setiap langkah kemajuan teknologi manusia. Dari pusat data hingga mobil listrik, dari robot pabrik hingga superkomputer hampir semuanya kini berjalan di atas chip buatan perusahaan ini.