Jamkrindo

Samsung Naikkan Harga Chip Memori Hingga 60% Saat Kekurangan Semakin Parah

Oleh Zahra Zahwa pada 14 Nov 2025, 19:32 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Samsung Electronics telah menaikkan harga beberapa chip memori hingga 60% pada November dibandingkan September, menurut dua sumber yang mengetahui kenaikan tersebut. Lonjakan harga ini terjadi di tengah meningkatnya persaingan global untuk membangun pusat data AI yang menyebabkan kelangkaan chip memori.

Para sumber mengatakan bahwa langkah ini mengikuti keputusan Samsung untuk menunda pengumuman resmi harga kontrak pasokan pada Oktober, yang biasanya dirilis setiap bulan. Kenaikan tajam harga chip yang banyak digunakan pada server ini kemungkinan meningkatkan tekanan pada perusahaan besar yang tengah membangun infrastruktur data, serta berpotensi menaikkan biaya produk seperti ponsel pintar dan komputer.

Tobey Gonnerman, presiden distributor semikonduktor Fusion Worldwide, mengatakan bahwa banyak perusahaan pembuat server dan pusat data kini menerima fakta bahwa mereka tidak akan mendapatkan pasokan yang cukup. “Premi harga yang dibayarkan sangat ekstrem,” ujarnya.

Kontrak harga Samsung untuk modul chip memori DDR5 32GB melonjak menjadi $239 pada November, naik dari $149 pada September. Samsung juga menaikkan harga chip DDR5 16GB dan 128GB sekitar 50% menjadi masing-masing $135 dan $1.194. Sementara itu, chip 64GB dan 96GB naik lebih dari 30%.

Kenaikan ini dikonfirmasi oleh sumber lain yang menerima informasi langsung dari Samsung, meski Samsung sendiri menolak berkomentar. Kekurangan chip yang parah juga memicu panic buying oleh beberapa pelanggan, menurut para eksekutif industri dan analis.

Produsen chip kontrak terbesar China, SMIC, menyatakan bahwa kelangkaan ini membuat pelanggan menunda pesanan untuk jenis chip lain yang juga mereka butuhkan. Xiaomi juga memperingatkan bahwa kenaikan harga memori meningkatkan biaya produksi ponsel mereka.

Meski krisis pasokan menekan banyak perusahaan, kondisi ini justru menjadi keuntungan bagi Samsung yang selama ini tertinggal dalam pengembangan chip AI canggih. Menurut analis, pergeseran Samsung yang lebih lambat ke chip AI memberi mereka kekuatan harga lebih besar dibanding pesaing seperti SK Hynix dan Micron.

TrendForce memperkirakan Samsung akan menaikkan harga kontrak kuartalan sebesar 40% hingga 50% pada periode Oktober–Desember, lebih tinggi dari rata-rata industri yang diperkirakan sekitar 30%. Permintaan yang sangat kuat dan perjanjian jangka panjang hingga 2026 atau 2027 disebut menjadi pendorong keyakinan Samsung menaikkan harga.