JAKARTA, Cobisnis.com – Istanbul resmi menyandang predikat sebagai kota termacet di dunia setelah tingkat kepadatan lalu lintasnya melampaui ratusan kota besar lainnya. Mobilitas harian yang makin berat membuat kota dua benua itu menempati posisi teratas dalam daftar kemacetan global.
Posisi Istanbul ini membuat Jakarta turun peringkat dan tak lagi menempati posisi kota paling macet. Data terbaru menunjukkan beban perjalanan warga Istanbul jauh lebih tinggi dibanding kota-kota besar lain di Asia maupun Eropa.
Waktu tempuh rata-rata di Istanbul tercatat sangat panjang akibat tingginya ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Kondisi ini memperburuk kapasitas jalan yang tidak mampu mengikuti pertumbuhan populasi dan mobilitas.
Letak geografis Istanbul yang berada di dua benua menambah beban lalu lintas. Jutaan kendaraan harus melintas lewat titik penghubung seperti Jembatan Bosphorus, yang setiap hari menjadi pusat kepadatan utama.
Jumlah penduduk yang mencapai puluhan juta jiwa menciptakan tekanan besar pada jaringan jalan. Mobilitas antar wilayah yang terpisah oleh selat membuat perjalanan jarak pendek sekalipun memakan waktu lebih lama.
Pertumbuhan kendaraan pribadi terus terjadi, didorong preferensi warga yang merasa transportasi publik belum memadai. Keputusan ini akhirnya menambah volume kendaraan di jalan yang kapasitasnya terbatas.
Transportasi umum sebenarnya mengalami perkembangan, namun belum mampu menekan lonjakan pengguna kendaraan pribadi. Konektivitas antarkoridor dan lintas wilayah juga masih jadi tantangan besar.
Dampaknya terasa pada aktivitas ekonomi. Waktu tempuh yang panjang menurunkan produktivitas harian warga serta membuat biaya logistik meningkat karena kendaraan komersial ikut terjebak di jalur utama.
Fenomena macet ekstrem ini membuat Istanbul jadi sorotan global sebagai contoh tekanan infrastruktur di kota megapolitan yang tumbuh pesat. Kondisi tersebut menjadi pembanding bagi kota besar lain, termasuk Jakarta, yang kini mencatat perbaikan waktu perjalanan.
Dengan status sebagai kota termacet dunia, Istanbul menghadapi dorongan besar untuk mempercepat pembangunan transportasi massal, meningkatkan integrasi rute, dan menekan penggunaan kendaraan pribadi demi menurunkan beban lalu lintas.