Jamkrindo

Trump Tingkatkan Tekanan pada Venezuela, Sebut Wilayah Udara Negara Itu ‘Tertutup’

Oleh Zahra Zahwa pada 01 Dec 2025, 05:35 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Amerika Serikat kembali meningkatkan tekanannya terhadap Venezuela setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan peringatan keras melalui media sosial. Trump menyerukan agar maskapai, pilot, dan jaringan kriminal menghindari wilayah udara Venezuela, dengan menyatakan bahwa ruang udara negara itu “harus dianggap tertutup sepenuhnya.”

Langkah ini menjadi bagian dari strategi agresif pemerintahan Trump untuk menekan Presiden Nicolás Maduro. Meski secara resmi bertujuan menekan arus migran dan perdagangan narkoba ilegal, langkah-langkah ini dinilai dapat membuka jalan menuju perubahan rezim.

Pemerintah Venezuela mengecam pernyataan Trump sebagai ancaman kolonialis dan tindakan ilegal terhadap kedaulatan negara mereka. Secara hukum, AS tidak memiliki wewenang untuk menutup wilayah udara negara lain. FAA sebelumnya hanya mengeluarkan peringatan potensi bahaya bagi maskapai yang terbang melintasi Venezuela.

Situasi memanas setelah Trump mengakui telah menyetujui operasi CIA di wilayah Venezuela dan menetapkan Maduro serta para pejabatnya sebagai anggota organisasi teroris asing, memungkinkan opsi militer yang lebih luas. Trump bahkan memberi sinyal bahwa serangan darat terhadap Venezuela dapat terjadi dalam waktu dekat.

Pengerahan lebih dari selusin kapal perang dan 15.000 pasukan AS dalam operasi “Southern Spear” menambah ketegangan regional. Di sisi lain, Maduro menegaskan kesiapan militernya serta mengajak rakyat untuk tetap waspada dan membela negara.

Meski hubungan diplomatik sempat terputus, terdapat sinyal komunikasi baru antara kedua negara, termasuk laporan bahwa Trump dan Maduro melakukan percakapan via telepon. Diskusi internal di Washington juga mempertimbangkan opsi transisi kekuasaan, meski AS tetap bersikeras bahwa Maduro harus segera mundur.

Di tengah ketegangan geopolitik, rakyat Venezuela menjalani hidup dengan campuran kekhawatiran dan ketidakpastian. Penindasan domestik meningkat, dengan laporan puluhan penangkapan terkait kritik terhadap pemerintah. Namun, kehidupan publik tetap berlangsung normal di tengah ancaman potensi serangan AS.