JAKARTA, Cobisnis.com – Nasib tak terduga kini dialami komedian sekaligus politisi Eko Patrio. Setelah rumah mewahnya di Jakarta dijarah massa pasca-kerusuhan politik, ia terpaksa meninggalkan kehidupan mapan sebagai anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan kini tinggal di rumah kontrakan sederhana di pinggiran ibu kota.
Peristiwa penjarahan yang menimpa Eko Patrio bukan hanya menghilangkan aset pribadi bernilai miliaran rupiah, namun juga mengguncang stabilitas karier politiknya. Mantan anggota DPR RI itu dinonaktifkan dari keanggotaan, membuatnya harus menghadapi kenyataan kehilangan jabatan sekaligus kenyamanan finansial.
Eko menegaskan dirinya tidak melarikan diri ke luar negeri, melainkan tetap bertahan di Jakarta. Ia memilih hidup sederhana sambil menunggu kejelasan proses hukum terkait kerusuhan yang menyeret banyak pihak. Keputusan ini menjadi sorotan publik, mengingat banyak tokoh politik biasanya memilih keluar negeri dalam kondisi serupa.
Kehadiran Eko di Polda Metro Jaya pada Kamis, 12 September, menambah babak baru dalam kisahnya. Ia datang bukan untuk membela diri, melainkan membantu seorang pria yang ditangkap karena berusaha menyelamatkan kucing miliknya saat penjarahan terjadi. Aksi spontan yang seharusnya dipuji itu justru dianggap sebagai keterlibatan dalam kerusuhan.
Dalam wawancara singkat dengan awak media, Eko terlihat tenang meski menghadapi tekanan berat. Ia menegaskan ingin fokus menyelamatkan orang-orang tak bersalah yang ikut terseret dalam kasus ini. “Biarlah DPP PAN yang memutuskan status saya, sementara saya lebih memilih membantu mereka yang membutuhkan pertolongan,” ujarnya.
Kisah Eko menggambarkan bagaimana konflik politik bisa merembet ke ranah pribadi dan memukul habis kehidupan seseorang. Hilangnya rumah sekaligus jabatan menjadikannya simbol nyata dari dampak politik yang tidak terkendali. Situasi ini menambah ketidakpastian di tengah masyarakat yang sudah resah oleh kondisi ekonomi dan sosial.
Dari sisi ekonomi, peristiwa penjarahan properti mewah seperti milik Eko mencerminkan risiko kerugian aset yang bisa memengaruhi pasar perumahan premium di Jakarta. Investor properti dan pemilik aset serupa kini menyoroti lemahnya jaminan keamanan, yang pada gilirannya dapat menurunkan minat investasi di sektor hunian elit.
Sementara itu, PAN hingga kini belum memberikan pernyataan resmi mengenai posisi Eko Patrio di parlemen. Ketidakpastian ini memperburuk citra partai di mata publik, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan akan stabilitas politik untuk menjaga iklim usaha dan kepercayaan investor.
Di sisi hukum, aparat kepolisian juga belum mengumumkan siapa dalang utama penjarahan rumah Eko. Ketiadaan kejelasan ini menciptakan kekhawatiran publik, karena jika tokoh publik saja bisa menjadi korban, masyarakat biasa bisa lebih rentan menghadapi risiko serupa.
Meski demikian, Eko Patrio menunjukkan sikap legawa. Ia tetap bertahan di Indonesia, tidak menyerah pada keadaan, dan memilih membangun kembali kehidupannya dari nol. Kisah ini menjadi refleksi tentang rapuhnya kekuasaan dan harta, sekaligus gambaran bagaimana manusia diuji ketika kehilangan segalanya.