JAKARTA, Cobisnis.com – Kenaikan harga bensin kembali jadi topik hangat di tengah masyarakat. Pasalnya, setiap kali harga BBM naik, hampir semua harga kebutuhan ikut melambung. Mulai dari sayur, ongkir, sampai makan di warung, semuanya terasa lebih mahal.
Bensin bukan cuma bahan bakar buat kendaraan pribadi. Ia jadi urat nadi dari seluruh roda ekonomi, karena hampir semua aktivitas produksi dan distribusi bergantung pada transportasi. Begitu biaya bahan bakar naik, ongkos kirim otomatis ikut terdorong.
Dampaknya terasa cepat. Truk pengangkut bahan makanan dari daerah ke kota mengeluarkan biaya lebih besar. Hasilnya, harga di pasar pun terkerek. Hal serupa terjadi di sektor perikanan, di mana nelayan harus mengeluarkan lebih banyak modal untuk solar.
Bagi pelaku usaha kecil, kondisi ini berat. Banyak pedagang kecil harus menyesuaikan harga jual, meski tahu daya beli masyarakat sedang lemah. Sementara itu, ojek online dan sopir angkutan umum juga merasakan tekanan langsung di dompet mereka.
Efek ini dikenal dengan istilah cost-push inflation, yaitu inflasi yang muncul karena biaya produksi dan distribusi naik, bukan karena permintaan meningkat. Artinya, harga barang naik bukan karena orang belanja banyak, tapi karena ongkos dasarnya makin mahal.
Kenaikan bensin biasanya memicu reaksi berantai. Mulai dari kenaikan biaya logistik, kenaikan bahan baku, hingga penyesuaian harga di tingkat konsumen. Dalam skala makro, hal ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi karena konsumsi rumah tangga menurun.
Pemerintah pun sering berada di posisi sulit. Menahan harga BBM terlalu lama bisa membebani APBN, tapi menaikkannya berisiko menekan daya beli rakyat. Ini jadi dilema klasik antara menjaga stabilitas ekonomi dan menahan gejolak sosial.
Sementara itu, sejumlah analis menilai, kenaikan harga bensin juga bisa jadi momentum untuk mendorong efisiensi energi. Misalnya, mempercepat transisi ke kendaraan listrik atau moda transportasi umum yang lebih hemat bahan bakar.
Namun di lapangan, adaptasi itu tidak semudah teori. Banyak masyarakat yang masih bergantung pada kendaraan bermotor untuk mencari nafkah. Jadi, setiap kenaikan BBM langsung terasa di meja makan mereka, bukan di grafik ekonomi semata.
Singkatnya, ketika harga bensin naik, bukan cuma pom bensin yang ramai. Semua sektor ikut bergerak, dari pabrik sampai dapur rumah tangga. Efek domino-nya nyata dan ujungnya selalu sampai ke kantong masyarakat.