JAKARTA, Cobisnis.com – Bayangin kalau ribuan pengemudi ojek online kompak mogok seminggu. Efeknya nggak cuma soal transportasi macet, tapi bisa bikin banyak sektor ekonomi perkotaan ikut tersendat. Aktivitas masyarakat yang udah terbiasa mengandalkan aplikasi, bakal langsung kelimpungan.
Dalam satu hari aja tanpa ojol, pengantaran makanan, barang, dan dokumen penting bisa terganggu. Banyak usaha kecil dan restoran yang bergantung pada layanan pesan antar akan langsung merasakan penurunan pendapatan. Kalau sampai seminggu, dampaknya bisa berantai ke ratusan ribu pekerja informal lain.
Data Asosiasi Transportasi Online Indonesia (ATOI) mencatat, per hari ada jutaan transaksi antar-jemput dan pengantaran makanan di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Artinya, kalau roda itu berhenti, perputaran uang yang biasanya mengalir lewat platform digital juga terhenti.
Selain itu, pekerja kantoran yang biasa berangkat dengan ojek online akan beralih ke kendaraan pribadi atau transportasi umum. Lonjakan penumpang di jam sibuk bisa bikin kemacetan makin parah dan waktu tempuh bertambah signifikan. Ini bisa menurunkan produktivitas kerja, terutama di sektor yang bergantung pada mobilitas cepat.
Para pelaku UMKM juga ikut kena imbas. Banyak dari mereka yang bergantung pada ojol buat kirim pesanan harian, terutama di sektor kuliner, fashion, dan jasa. Tanpa pengantar, mereka harus cari alternatif lain yang lebih mahal dan lambat.
Efeknya juga terasa di platform digital. Aplikasi e-commerce dan food delivery bisa mengalami penurunan pesanan drastis. Pengguna yang kecewa dengan lambatnya layanan bisa berhenti bertransaksi untuk sementara waktu.
Dari sisi sosial, mogok massal ojol juga bisa jadi sinyal kuat soal kesejahteraan mitra pengemudi. Kenaikan biaya operasional, harga bensin, dan pembagian hasil yang dinilai tak adil sering jadi pemicu. Gerakan mogok semacam ini bisa membuka diskusi nasional soal keadilan ekonomi digital.
Pemerintah kemungkinan besar bakal turun tangan kalau aksi mogok terjadi lebih dari tiga hari. Pasalnya, transportasi daring udah jadi tulang punggung mobilitas urban. Banyak pekerja informal dan sektor logistik mikro bergantung pada keberadaan mereka.
Kalau aksi mogok berlangsung seminggu penuh, dampak jangka pendeknya bisa memukul konsumsi rumah tangga perkotaan. Efek dominonya bisa mengurangi sirkulasi uang harian dan menekan pendapatan bisnis kecil. Ini menunjukkan betapa kuatnya peran ekonomi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Pada akhirnya, mogok serentak ojek online bukan cuma persoalan transportasi, tapi juga alarm keras bahwa kesejahteraan ekonomi digital belum seimbang. Di balik layar, ada jutaan pengemudi yang menopang gaya hidup cepat masyarakat modern dan kalau mereka berhenti, kota bisa ikut lumpuh.