JAKARTA, Cobisnis.com – Dunia bakal berubah total kalau semua negara sepakat berhenti pakai dolar Amerika Serikat (AS). Gak cuma soal mata uang, tapi juga soal kekuasaan ekonomi dan arah perdagangan global.
Selama ini dolar jadi tulang punggung transaksi internasional. Sekitar 80% perdagangan dunia, termasuk minyak dan emas, dibayar pakai dolar. Jadi kalau semua negara berhenti pakai, sistem perdagangan bisa langsung lumpuh sementara.
Dampaknya gak main-main buat Amerika. Permintaan dolar bakal anjlok, bikin nilainya merosot tajam. AS juga bakal kehilangan keistimewaan mencetak uang buat biayai defisit dan utang luar negeri sesuatu yang selama ini jadi sumber kekuatannya.
Tapi negara lain juga gak aman. Cadangan devisa di hampir semua bank sentral disimpan dalam bentuk dolar. Kalau nilai dolar jeblok, otomatis nilai cadangan mereka ikut turun. Imbasnya bisa nyeret kurs lokal dan harga barang impor.
Harga komoditas global pun bisa berantakan. Selama ini, minyak dunia dijual dalam satuan dolar per barel. Kalau setiap negara pakai mata uang masing-masing, harga jual bisa berubah-ubah setiap saat dan bikin pasar gak stabil.
Meski begitu, perubahan ini bukan hal mustahil. Negara seperti Rusia, Tiongkok, dan Brasil mulai ninggalin dolar buat perdagangan antar mereka. Mereka pakai mata uang lokal atau sistem pembayaran digital sendiri, buat ngurangin ketergantungan pada AS.
Fenomena ini disebut de-dollarization, tren yang makin populer beberapa tahun terakhir. Alasannya sederhana: banyak negara pengen punya kendali lebih besar atas ekonominya sendiri, tanpa harus tergantung sama kebijakan moneter Washington.
Kalau tren ini terus jalan, dunia bisa masuk ke sistem ekonomi baru yang lebih “multipolar”. Gak ada lagi satu mata uang dominan, tapi beberapa mata uang kuat yang dipakai bareng-bareng sesuai wilayah dan mitra dagang.
Namun transisinya jelas gak gampang. Dunia udah puluhan tahun bergantung pada dolar. Ganti sistem berarti juga ganti cara negara menyimpan cadangan, membayar utang, dan mengatur nilai tukar sesuatu yang butuh waktu dan kepercayaan tinggi.
Jadi, kalau semua negara berhenti pakai dolar besok pagi, dunia bisa langsung goyah. Tapi kalau dilakukan pelan dan terencana, mungkin ini awal dari babak baru keuangan global yang lebih seimbang dan adil.