JAKARTA, Cobisnis.com – Harga narkoba yang selangit bukan cuma karena barangnya langka, tapi karena seluruh rantai bisnisnya dipenuhi risiko tinggi dan biaya besar. Dari produsen sampai pengedar kecil, semua berhadapan dengan hukum yang keras dan ancaman penjara panjang.
Di pasar gelap, setiap orang yang terlibat punya “jatah risiko” masing-masing. Karena hukum makin ketat, biaya untuk menjaga keamanan dan lolos dari penangkapan pun ikut naik. Semua itu akhirnya dimasukkan ke harga jual ke pengguna.
Narkoba juga melewati rantai distribusi panjang. Barangnya gak langsung dari pembuat ke pembeli, tapi lewat banyak tangan. Setiap lapisan pengedar ambil keuntungan besar karena risiko mereka juga tinggi.
Selain itu, banyak jenis narkoba yang bahan dasarnya susah didapat. Produksinya butuh bahan kimia khusus atau tanaman tertentu yang gak bisa sembarangan ditanam. Karena itu, biaya produksi dan penyelundupan juga ikut melonjak.
Pasokan yang terbatas bikin harga tambah tinggi. Di sisi lain, permintaan di pasar gelap tetap besar, terutama di kota-kota besar. Hukum ekonomi sederhana berlaku: barang langka, harga naik.
Ada juga faktor psikologis. Banyak pengguna rela bayar mahal karena efeknya dianggap istimewa atau bikin euforia. Pasar gelap memanfaatkan hal ini buat terus main di harga tinggi tanpa takut sepi pembeli.
Gak berhenti di situ, dalam jaringan besar narkoba, ada biaya lain yang jarang disadari. Misalnya biaya “perlindungan” dari oknum tertentu supaya jalur distribusi aman. Biaya ilegal ini otomatis dimasukkan ke harga akhir.
Kalau ditarik ke konteks ekonomi, pasar narkoba sebenarnya cerminan ekstrem dari hukum permintaan dan penawaran. Bedanya, pasar ini gak diatur hukum resmi, jadi semua biaya dan risiko langsung dibebankan ke pengguna.
Fenomena ini juga bikin ekonomi bayangan alias underground economy makin besar di banyak negara. Uang hasil narkoba mengalir lewat jalur tak resmi, memicu pencucian uang dan korupsi di berbagai level.
Pada akhirnya, mahalnya narkoba adalah hasil dari kombinasi risiko, keterbatasan pasokan, rantai distribusi gelap, dan permintaan tinggi. Semua ini menunjukkan bahwa di balik satu butir kecil narkoba, ada sistem bisnis besar yang beroperasi diam-diam.