JAKARTA, Cobisnis.com – Presiden Israel Isaac Herzog dan Kepala Staf Angkatan Darat Eyal Zamir mengecam meningkatnya serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat. Kecaman ini menjadi pernyataan publik yang langka dari pejabat tinggi Israel atas kekerasan yang telah menjadi rutinitas harian dan kerap didukung oleh militer.
Herzog menyebut serangan-serangan tersebut sebagai tindakan yang “mengejutkan dan serius,” menyoroti kebrutalan yang melibatkan pembunuhan, pemukulan warga sipil, dan perusakan properti. Pada Kamis, kelompok pemukim Israel dilaporkan merusak sebuah masjid dekat kota Salfit dengan menyiramkan bahan bakar dan menuliskan kata-kata rasis di dindingnya, menurut kantor berita Wafa.
Sehari sebelumnya, puluhan pemukim bertopeng menyerang desa-desa Palestina, membakar kendaraan dan properti, bahkan bentrok dengan tentara Israel sendiri. Herzog menegaskan bahwa kekerasan ini dilakukan oleh “segelintir pelaku” yang “melampaui batas merah”, dan menyerukan semua otoritas negara bertindak tegas menghentikan fenomena tersebut.
Zamir juga mengecam keras peningkatan serangan pemukim baru-baru ini. “Kami tidak akan mentoleransi perilaku kriminal oleh minoritas kecil yang mencemari nama publik yang taat hukum,” ujarnya.
AS nyatakan kekhawatiran
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menyatakan kekhawatirannya bahwa kekerasan pemukim Israel dapat mengancam upaya perdamaian yang didukung AS di Gaza. “Kami akan melakukan segala yang bisa untuk memastikan hal itu tidak terjadi,” katanya setelah pertemuan Menlu G7 di Kanada.
Pada Selasa, pemukim menyerang desa Beit Lid dan Deir Sharaf, membakar truk susu, lahan pertanian, serta tenda milik komunitas Badui. Pejabat Palestina Muayyad Shaaban menuduh serangan tersebut merupakan bagian dari kampanye untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka, dengan perlindungan dari aparat Israel. Polisi Israel mengatakan telah menangkap empat warga Israel terkait “kekerasan ekstremis” itu.
Siklus kekerasan yang terus berlanjut
Menurut laporan Komisi Perlawanan Tembok dan Kolonisasi Palestina (CRRC), pasukan dan pemukim Israel melakukan 2.350 serangan di Tepi Barat bulan lalu. Kekerasan banyak terjadi di wilayah Ramallah, Nablus, dan Hebron, terutama selama musim panen zaitun antara September dan November.
Lembaga HAM Israel B’Tselem menyatakan bahwa serangan pemukim terjadi “setiap hari”, meliputi penembakan, pemukulan, pembakaran ladang, penghancuran pohon zaitun, hingga penjarahan hasil panen.
Permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang didirikan di atas tanah Palestina sejak 1967, dinyatakan ilegal menurut hukum internasional. Saat ini, sekitar 600.000 hingga 750.000 pemukim tinggal di lebih dari 250 kawasan permukiman dan pos luar di wilayah tersebut, sering kali berdekatan dengan desa-desa Palestina, menimbulkan ketegangan dan pembatasan gerak bagi penduduk lokal.