Jamkrindo

NDB Rencanakan Obligasi Berdenominasi Rupee Pertama Sebelum Maret 2026

Oleh Zahra Zahwa pada 28 Sep 2025, 08:59 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Bank Pembangunan Baru (New Development Bank/NDB) yang didukung negara-negara BRICS berencana menerbitkan obligasi pertamanya yang berdenominasi rupee India di pasar domestik sebelum akhir Maret 2026, menurut tiga sumber yang mengetahui rencana tersebut.

NDB, yang sebelumnya telah menghimpun dana dalam yuan China dan rand Afrika Selatan, kini berada dalam tahap pembicaraan lanjutan dengan Bank Sentral India untuk penerbitan debut rupee. Bank ini berencana menggalang dana sebesar $400 juta hingga $500 juta melalui obligasi tenor 3–5 tahun pada tahap pertama.

Rencana ini muncul di tengah dorongan China dan India untuk meningkatkan penerimaan internasional atas mata uang mereka, sementara investor global juga mencari diversifikasi aset di luar pasar maju.

Awal pekan ini, China meluncurkan langkah-langkah mendukung pengembangan obligasi yuan di Hong Kong. Sementara itu, dalam beberapa bulan terakhir, Bank Sentral India juga mengumumkan kebijakan baru yang memperluas opsi investasi dana asing di perbankan India.

Juru bicara NDB, Monale Ratsoma, menyatakan pihaknya tengah bekerja sama dengan pemerintah India dan regulator untuk menjajaki pendanaan proyek-proyek lokal menggunakan mata uang domestik, meski enggan membeberkan detail lebih lanjut.

Hingga kini, persetujuan akhir masih menunggu lampu hijau dari Bank Sentral India. NDB sebelumnya sudah berencana masuk ke pasar obligasi rupee dua tahun lalu, namun tertunda karena izin tidak kunjung keluar.

Didirikan pada 2015 oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, NDB telah menerbitkan obligasi senilai sekitar $11 miliar, sepertiganya dalam mata uang lokal seperti yuan dan rand, dengan target memperluas ke mata uang negara anggota lainnya.

Menurut strategi 2022–2026, NDB menargetkan 30% dari total pembiayaan disalurkan dalam mata uang nasional negara anggota. Penerbitan obligasi di pasar India diharapkan menambah likuiditas dan memperkuat keragaman pasar obligasi domestik, serta menarik investor yang fokus pada pasar berkembang dan tren dedolarisasi.