Jamkrindo

Pemerintah AS Perintahkan Pemotongan 10% Penerbangan di Bandara Utama

Oleh Zahra Zahwa pada 06 Nov 2025, 11:26 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Perhubungan Amerika Serikat, Sean Duffy, pada Rabu mengumumkan rencana pemotongan 10% jumlah penerbangan di 40 bandara utama di seluruh negeri. Langkah drastis ini diambil karena kekhawatiran terhadap keselamatan lalu lintas udara, seiring dengan penutupan pemerintahan (government shutdown) yang telah mencapai hari ke-36 terlama dalam sejarah AS.

Rencana tersebut membuat maskapai penerbangan panik untuk melakukan penyesuaian besar dalam waktu hanya 36 jam. Ribuan penumpang pun membanjiri layanan pelanggan maskapai dengan pertanyaan soal penerbangan mereka. Duffy mengatakan pemotongan ini bisa dibatalkan jika Partai Demokrat sepakat untuk membuka kembali pemerintahan.

Penutupan pemerintahan itu telah memaksa 13.000 pengatur lalu lintas udara dan 50.000 petugas keamanan bandara (TSA) bekerja tanpa bayaran. Pemerintahan Trump meningkatkan tekanan pada Demokrat dengan memperingatkan potensi gangguan besar di sektor penerbangan.

Kekurangan Staf Semakin Parah
Sejak shutdown dimulai, puluhan ribu penerbangan mengalami penundaan karena kekurangan staf pengatur lalu lintas udara. Maskapai memperkirakan sekitar 3,2 juta penumpang sudah terdampak. Duffy menegaskan keputusan pemotongan penerbangan diambil demi keselamatan.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menyatakan pengurangan kapasitas akan dimulai dari 4% dan meningkat menjadi 10% minggu depan. Penerbangan internasional akan dikecualikan dari pemotongan tersebut. Sekitar 30 bandara tersibuk seperti New York, Washington D.C., Chicago, Atlanta, Los Angeles, dan Dallas diperkirakan akan terdampak paling besar, mengurangi hingga 1.800 penerbangan atau lebih dari 268.000 kursi.

Maskapai Siapkan Strategi
United Airlines menyatakan akan fokus mengurangi penerbangan regional dan domestik non-hub, sementara penerbangan internasional tetap berjalan normal. American Airlines mengatakan sebagian besar pelanggan tidak akan terdampak signifikan, sedangkan Southwest masih mengevaluasi jadwalnya.

Asosiasi Pramugari Penerbangan (AFA-CWA) menyebut penutupan ini sebagai “serangan kejam terhadap rakyat Amerika.” Presiden AFA, Sara Nelson, menuding pemerintah menciptakan krisis buatan yang merugikan pekerja federal dan masyarakat luas.

Dampak Ekonomi Meluas
Penutupan pemerintahan yang dimulai 1 Oktober telah menutup berbagai layanan publik, membuat jutaan warga berpenghasilan rendah kehilangan bantuan pangan, dan menyebabkan sekitar 750.000 pegawai federal dirumahkan. Saham maskapai besar seperti United dan American turun sekitar 1% dalam perdagangan setelah jam kerja.

Pemerintah juga berencana membatasi peluncuran roket dan penerbangan umum di waktu tertentu demi menjaga keselamatan udara di tengah kekurangan staf yang semakin kritis.