Jamkrindo

Regulator Australia Peringatkan Risiko Tabungan Pensiun

Oleh Zahra Zahwa pada 06 Nov 2025, 11:25 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Otoritas pengawas sekuritas Australia (Australian Securities and Investments Commission/ASIC) pada Kamis memperingatkan risiko baru terhadap tabungan pensiun masyarakat, setelah menemukan banyak kasus saran keuangan yang berpotensi merugikan nasabah.

Dari hasil tinjauan terhadap 100 kasus saran pembentukan self-managed superannuation funds (SMSF) dana pensiun yang dikelola sendiri oleh peserta 27 kasus dinilai berpotensi menimbulkan kerugian serius terhadap tabungan pensiun. Selain itu, sekitar 62% saran keuangan gagal memenuhi kewajiban hukum untuk bertindak demi kepentingan terbaik klien, menurut temuan ASIC.

Dana pensiun mandiri (SMSF) mencakup sekitar seperempat dari total A$4,3 triliun (US$2,79 triliun) sektor superannuation Australia. Berbeda dari dana yang dikelola lembaga industri atau bank, SMSF memungkinkan individu mengelola langsung investasi pensiunnya.

Hanya 38 dari 100 berkas saran keuangan yang menunjukkan bahwa penasihat benar-benar memberi rekomendasi demi kepentingan terbaik klien.

Tingkat Pengawasan Ditingkatkan
ASIC mengatakan hasil ini menyoroti meningkatnya pengawasan terhadap sektor pengelolaan dana setelah beberapa kasus kegagalan dana investasi, termasuk Shield Master Fund milik Macquarie pada 2024 dan First Guardian Master Fund awal tahun ini.

“Banyak orang mendirikan SMSF karena ingin lebih mengontrol tabungan pensiun mereka, namun jenis dana ini tidak cocok untuk semua orang,” kata Komisioner ASIC Alan Kirkland. “Penasihat keuangan yang merekomendasikan SMSF tanpa mempertimbangkan kecocokan dengan tujuan dan situasi keuangan klien justru menempatkan masa depan mereka dalam risiko,” tambahnya.

Denda Bagi Pelanggar Iklan Menyesatkan
Secara terpisah, H.E.S.T. Australia, pengelola dana pensiun HESTA, membayar denda sebesar A$37.560 karena iklan menyesatkan terkait komitmen pengurangan emisi karbon. Sementara itu, dana pensiun Prime Super juga dikenai denda A$18.780 karena klaim menyesatkan tentang investasi di sektor tembakau.