JAKARTA, Cobisnis.com - Sebagai satu-satunya perusahaan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) yang bergerak di bidang industrial process milik negara, PT Rekayasa Industri (Rekind) kembali dipercaya mengemban peran strategis bagi masa depan industri nasional.
Kali ini, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) tersebut mendapatkan mandat besar untuk turut serta membangun pabrik soda ash pertama di Indonesia, milik PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Fasilitas ini dirancang dengan kapasitas produksi mencapai 300.000 metrik ton soda ash per tahun.
Langkah ini menjadi tonggak bersejarah bagi industri kimia dalam negeri. Selama lebih dari tiga dekade, Indonesia sepenuhnya bergantung pada impor soda ash. Sehingga, kehadiran pabrik ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor hingga 30%, sekaligus memperkuat rantai pasok industri kimia dan manufaktur nasional.
Dengan berkurangnya ketergantungan tersebut, keberadaan pabrik soda ash_Pupuk Kaltim diperkirakan menghemat devisa hingga Rp 1 triliun per tahun dari pengurangan impor soda ash, serta sekitar Rp 250 miliar per tahun dari substitusi impor amonium klorida, yang merupakan produk sampingan dari proses produksi soda ash.
“Pagi ini kita menyaksikan sebuah tonggak sejarah dari industri nasional, yaitu groundbreaking pabrik soda ash pertama di Indonesia. Acara ini juga bertepatan dengan momentum satu tahun pemerintahan Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka,” ujar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi dalam sambutannya pada acara Groundbreaking Pabrik Soda Ash di Kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/11/2025).
Prosesi kegiatan membanggakan ini juga dihadiri langsung oleh Senior Director of Business Performance & Assets Optimization Danantara Asset Management, Bhimo Aryanto, jajaran direksi dan komisaris Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim, serta perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Bontang.
Menurut Rahmad, pembangunan pabrik ini, sekaligus menjadi komitmen nyata Pupuk Indonesia Group dalam memperkuat hilirisasi dan kemandirian industri petrokimia nasional, sejalan dengan visi Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dengan memanfaatkan karbon dioksida (CO₂) hasil samping dari fasilitas produksi amonia eksisting, pabrik ini akan menghasilkan produk kimia bernilai tambah tinggi, yaitu soda ash yang dibutuhkan oleh berbagai sektor industri nasional, seperti kaca, deterjen, makanan, pulp and paper, keramik dan sebagainya.
“Mudah-mudahan mimpi besar bangsa untuk memiliki ketahanan industri yang kuat dan mandiri dapat terwujud. Inilah bakti kami untuk Indonesia. Semoga langkah ini membawa negeri ini semakin kuat, jaya, dan makmur,” tutur Rahmad Pribadi penuh semangat.
Sementara itu, Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih menyatakan bahwa proyek pabrik soda ash Pupuk Kaltim merupakan momentum penting dalam transformasi teknologi dan keberlanjutan bisnis Rekind.
“Pembangunan pabrik soda ash adalah wujud nyata kemandirian teknologi Indonesia. Lebih dari sekadar proyek, ini adalah simbol kemampuan bangsa dalam menguasai teknologi kimia kompleks secara mandiri,” ungkap Triyani Utaminingsih.
Dia menambahkan, Rekind akan terus mengedepankan kompetensi, inovasi, dan profesionalisme dalam setiap proyek yang dijalankan.
“Kami ingin memastikan setiap inovasi yang kami lakukan bukan sekadar proyek, tetapi tonggak menuju masa depan industri kimia hijau berkelanjutan Indonesia,” tegasnya.
Kepercayaan dari PKT dan Pupuk Indonesia Group, lanjut Triyani Utaminingsih, merupakan validasi atas kapabilitas dan rekam jejak Rekind dalam menangani proyek-proyek strategis berskala nasional.
Ini sekaligus menegaskan posisi Rekind sebagai mitra EPC yang tangguh, kredibel, dan adaptif terhadap tantangan zaman, khususnya di sektor kimia, energi, dan industri strategis lainnya.
“Proyek ini mempertegas peran Rekind sebagai engineer Anak Negeri kebanggaan Indonesia yang terus menghadirkan solusi inovatif, berkelanjutan, dan berdampak nyata bagi kemajuan Indonesia,” tambahnya.