JAKARTA, Cobisnis.com – Setelah sempat viral, sebuah video terbaru dari Rizki Nur Fadhilah, kiper muda asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, muncul di media sosial. Dalam video yang dibagikan akun @rizki.nur.fadilla6 pada Rabu, November 2025, Rizki menyampaikan kondisinya dan mengaku ingin segera kembali ke Indonesia.
“Nama saya Rizki Nur Fadhilah dari Bandung. Berangkat ke sini tidak ada paksaan atau kekerasan. Intinya pingin pulang karena saya tidak betah,” ujar Rizki dalam video tersebut.
Kemunculan video ini menambah perhatian publik setelah sebelumnya ramai diberitakan bahwa Rizki diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja.
Awal Mula Keberangkatan dan Kabar Menghilang
Kasus ini bermula dari beredarnya pesan berantai di grup WhatsApp yang menyebutkan bahwa Rizki, pemuda 18 tahun asal Desa Citeureup, Dayeuhkolot, hilang setelah menerima tawaran mengikuti seleksi sepak bola di Medan. Ia berangkat pada 26 Oktober 2025 melalui seseorang yang tidak ia kenal, namun tawaran tersebut awalnya dianggap meyakinkan oleh keluarga.
Beberapa hari kemudian, keluarga justru mendapat informasi mengejutkan—Rizki tidak berada di Medan, melainkan sudah sampai di Kamboja. Tidak ada kejelasan bagaimana ia bisa dibawa ke sana.
Dalam komunikasi terbatas yang sempat dilakukan secara diam-diam, Rizki mengaku dipaksa bekerja setiap hari dan mendapat perlakuan tidak manusiawi. Pesan-pesannya menunjukkan rasa takut dan permohonan agar segera dipulangkan.
Keluarga kini mendesak pemerintah daerah hingga pusat untuk membantu pemulangan Rizki karena khawatir keselamatannya terancam.
APPI Angkat Suara dan Tekan Pemerintah Bertindak
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) turut menaruh perhatian terhadap dugaan TPPO yang menimpa Rizki. APPI menilai situasi ini sangat serius dan meminta pemerintah Indonesia segera turun tangan.
Kasus Rizki mencuat setelah beredar kabar bahwa ia berangkat ke Medan untuk seleksi sepak bola melalui Facebook, namun justru dibawa ke luar negeri dan diduga dipaksa bekerja dalam kondisi tidak layak.
Video permintaan tolong dari keluarga Rizki membuat isu ini semakin ramai diperbincangkan. APPI kemudian langsung berkomunikasi dengan keluarga untuk memberikan pendampingan.
“APPI telah berkomunikasi dengan keluarga Rizki dan siap membantu proses pemulangannya,” tulis APPI dalam pernyataan resminya, Rabu 19 November 2025.
Dua Desakan APPI kepada Pemerintah
APPI meminta pemerintah dan aparat hukum mengambil dua langkah penting:
1. Kemenlu dan KBRI Kamboja segera turun tangan memberikan bantuan konsuler dan memfasilitasi pemulangan Rizki.
2. Pemerintah bersama Polri aktif mengusut kasus ini, termasuk berkomunikasi dengan pihak yang diduga terlibat dalam TPPO.
APPI menegaskan bahwa keselamatan Rizki adalah prioritas utama dan seluruh pihak yang terlibat harus diproses hukum.
Peringatan bagi Dunia Sepak Bola Tanah Air
Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, menyebut kasus ini menjadi alarm penting bagi ekosistem sepak bola Indonesia, terutama dalam melindungi pemain muda dari berbagai modus penipuan berkedok peluang karier.
“Ini bukan hanya masalah pribadi Rizki, tetapi peringatan agar semua pihak lebih waspada terhadap tawaran yang tidak jelas,” ujarnya.
APPI memastikan akan terus memantau perkembangan kasus ini dan mendesak pemerintah bergerak cepat.
“APPI berdiri bersama keluarga Rizki dan mendesak agar langkah konkret segera dilakukan,” tutup pernyataan tersebut.