JAKARTA, Cobisnis.com – Penjualan terompet menjelang pergantian Tahun Baru 2026 di Jakarta terpantau lesu. Sejumlah pedagang musiman yang berjualan di kawasan pusat kota mengaku penjualan tahun ini tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Pantauan di kawasan Jalan Pintu Besar Selatan, Jakarta, pada Rabu (31/12/2025), pedagang tampak tetap membuka lapak sederhana. Terompet berbagai ukuran dan warna dipajang untuk menarik perhatian warga yang melintas.
Sebagian pedagang bahkan merakit terompet langsung di lokasi penjualan. Cara ini dilakukan agar pembeli bisa melihat proses pembuatan sekaligus menyesuaikan bentuk dan ukuran sesuai permintaan.
Harga terompet yang ditawarkan relatif terjangkau. Pedagang menjual terompet mulai dari Rp4.000 hingga puluhan ribu rupiah, tergantung ukuran, bahan, dan tingkat kerumitan desain.
Meski harga terbilang murah, minat beli masyarakat dinilai belum menunjukkan peningkatan signifikan. Pedagang menyebut jumlah pembeli jauh berkurang dibandingkan periode sebelum pandemi.
Menurut pengakuan pedagang, perubahan pola perayaan menjadi salah satu faktor utama. Banyak warga kini memilih merayakan Tahun Baru dengan cara yang lebih sederhana dan tidak lagi menggunakan terompet.
Sebagian masyarakat juga lebih memilih berkumpul bersama keluarga atau merayakan pergantian tahun di rumah. Hal ini berdampak langsung pada permintaan terompet yang biasanya meningkat tajam menjelang malam tahun baru.
Kondisi tersebut dirasakan hampir merata oleh pedagang terompet musiman di berbagai titik Jakarta. Mereka mengaku tetap bertahan berjualan meski hasil yang didapat tidak sesuai harapan.
Terompet sendiri selama ini dikenal sebagai simbol khas perayaan malam Tahun Baru. Namun, menurunnya minat masyarakat menunjukkan adanya pergeseran tradisi dari tahun ke tahun.
Para pedagang berharap ke depan tetap ada ruang bagi usaha kecil musiman untuk bertahan. Meski tren perayaan berubah, keberadaan pedagang terompet dinilai masih menjadi bagian dari dinamika ekonomi rakyat jelang akhir tahun.