Jamkrindo

RI Kena Tarif Trump 19 Persen, PERTAMINA Akan Impor Migas dari AS

Oleh Farida Ratnawati pada 16 Jul 2025, 22:55 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - PT Pertamina (Persero) menyatakan siap untuk melakukan impor energi dari Amerika Serikat (AS), baik minyak mentah dan liquefied petroleum gas (LPG), seiring telah adanya kesepakatan tarif impor.

Sekadar informasi, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan barang-barang Indonesia yang masuk ke AS tetap dikenai tarif resiprokal. Namun, angkanya diturunkan dari sebelumnya 32 persen manjadi 19 persen.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan produk energi yang telah disepakati saat ini untuk diimpor dari AS adalah minyak mentah (crude) dan liquefied petroleum gas (LPG).

Sementara untuk produk gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), sambung Fadjar, belum ada kesepakatan untuk mengimpor dari AS.

“Sampai saat ini yang terbahas minyak mentah dan LPG,” kata Fadjar kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 16 Juli.

Fadjar juga bilang, perseroan telah menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan sejumlah mitra AS terkait dengan optimalisasi pengadaan feedstock atau minyak mentah untuk kebutuhan kilang di Indonesia.

Lebih lanjut, Fadjar menjelaskan, optimalisasi pengadaan minyak mentah tersebut merupakan dukungan Pertamina terhadap kebijakan pemerintah yang mengupayakan kesepakatan tarif antara Indonesia dan AS.

“Pertamina memang telah melakukan penandatanganan MoU dengan beberapa mitra di AS terkait dengan optimalisasi pengadaan feedstock atau minyak mentah untuk kilang-kilang kita di Indonesia,” ujarnya.

*Mayoritas LPG Impor dari AS*

Fadjar mengatakan, pada tahun lalu sebanyak 57 persen impor LPG Indonesia berasal dari AS. Meski sudah didominasi AS, Fadjar bilang Pertamina membuka peluang untuk meningkatkan impor LPG tersebut.

Terkait dengan untuk volume dan nilai impor dari minyak mentah dan LPG yang akan diimpor Pertamina, Fadjar bilang masih dalam proses negosiasi.

“Terkait volume dan nilai belum bisa kami sampaikan karena memang masih dalam proses negosiasi dan terus berkembang,” ujar Fadjar.

Sebelumnya, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus Wakil Komisaris Utama Pertamina, Todotua Pasaribu mengatakan produk energi yang akan diimpor Indonesia dari AS sebagai kesepakatan perdagangan, masih dalam pembahasan.

“Ini kita juga lagi konsolidasi, karena kan berita baru,” kata Todotua.