JAKARTA, Cobisnis.com – Perusahaan rintisan luar angkasa TransAstra dari California tengah mengembangkan Capture Bag, sebuah kantong tiup raksasa yang dirancang untuk menangkap asteroid maupun sampah antariksa. Teknologi ini digagas sebagai solusi untuk eksploitasi mineral berharga di asteroid serta penanganan sampah luar angkasa yang semakin mengkhawatirkan bagi ilmuwan dan pemerintah.
Asteroid mengandung logam berharga dalam jumlah besar, sehingga beberapa startup menilai penambangan asteroid dapat menjadi alternatif berkelanjutan dibanding penambangan di Bumi yang menghadapi keterbatasan pasokan dan kerusakan lingkungan. Capture Bag hadir dalam berbagai ukuran, dari sekecil kopi hingga cukup besar untuk menangkap bongkahan sebesar bangunan.
Pendiri TransAstra, Joel Sercel mantan pengajar Caltech mengatakan bahwa penambangan asteroid membutuhkan kemampuan mendeteksi, menangkap, memindahkan, dan memproses batuan antariksa. “Kami memiliki teknologi untuk semua itu,” ujarnya. TransAstra telah mengantongi sekitar 21 paten terkait pengembangan ini.
Awal Oktober lalu, TransAstra menyelesaikan uji awal Capture Bag di Stasiun Luar Angkasa Internasional tanpa melakukan penangkapan sebenarnya. Dukungan dana dari pihak swasta dan NASA kini memungkinkan mereka mengembangkan versi yang lebih besar dan lebih fungsional.
Sercel menargetkan asteroid yang mengorbit Matahari dengan pola mirip Bumi. “Kami sudah mengetahui ratusan objek ini, dan berencana mengambil yang pertama pada 2028 ini akan memicu revolusi industri antariksa,” katanya.
Space Gold Rush
Hingga kini, TransAstra telah mengumpulkan dana sekitar US$12 juta dari modal ventura dan US$15 juta dari kontrak NASA dan US Space Force. Penangkapan sampel asteroid selama ini sangat mahal; hanya tiga misi pemerintah AS dan Jepang yang berhasil membawa pulang sampel, masing-masing menelan biaya ratusan juta dolar.
TransAstra telah menempatkan sekitar selusin teleskop di Arizona, California, dan Australia, dengan lokasi keempat direncanakan di Spanyol. Jaringan ini dinamakan Sutter, terinspirasi dari Sutter’s Mill lokasi awal Demam Emas di California.
Setelah asteroid dinilai cocok, Capture Bag akan digunakan untuk menangkapnya. Kantong yang terbuat dari kevlar dan aluminium ini antir bocor dan akan dipasang pada kendaraan pembawa yang kemudian mengembang saat mendekati target.
Capture Bag tersedia dalam enam ukuran. Versi kecil dapat menangkap puing seukuran semangka, sementara versi terbesar dirancang mampu menampung asteroid seberat 10.000 ton. Uji coba ukuran sekitar 1 meter telah dilakukan di ISS, dan hasilnya sukses.
TransAstra kini mengembangkan versi 10 meter dengan dana US$5 juta, setengahnya dari NASA. Sebelum menangkap asteroid bernilai, kantong ini akan diuji untuk menangani sampah antariksa, seperti satelit di orbit kuburan yang menimbulkan gangguan navigasi.
Sercel menegaskan bahwa membawa mineral hasil tambang kembali ke Bumi tidak ekonomis. Sebaliknya, material tersebut akan digunakan untuk membangun perangkat keras antariksa langsung di luar angkasa.
Mencari Solusi Baru
Minat terhadap penangkapan sampah antariksa maupun asteroid semakin meningkat. Tahun ini, startup Amerika Astroforge meluncurkan misi Odin untuk mengamati asteroid, meski kehilangan kontak setelah peluncuran. Penangkapan sampah luar angkasa telah diuji sejak lama, namun belum ada solusi skala penuh yang diterapkan.
Keunggulan Capture Bag adalah biaya lebih murah dan kemampuan menangkap objek dengan berbagai ukuran dan bentuk. Menurut sejumlah pakar luar angkasa, fleksibilitas struktur besar dalam kondisi mikrogravitasi menjadi tantangan besar, tetapi pendanaan NASA memberi harapan akan pengembangan lebih lanjut.
Jika sukses, teknologi ini dapat membuka babak baru dalam industri penambangan asteroid yang sebelumnya gagal diwujudkan oleh beberapa startup lain.