JAKARTA, Cobisnis.com – Masjidil Haram adalah pusat spiritual umat Islam dan rumah bagi Ka’bah, arah kiblat seluruh umat Islam di dunia. Masjid ini menjadi tujuan utama jamaah haji dan umrah dari berbagai negara setiap tahunnya, dengan jutaan orang yang datang untuk beribadah sekaligus menyaksikan sejarah yang hidup di sekitarnya.
Sejarah Masjidil Haram dimulai sejak zaman Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, yang dipercaya membangun Ka’bah pertama. Bangunan ini terus direnovasi dan diperluas seiring berjalannya waktu, termasuk perbaikan yang dilakukan Nabi Muhammad saat memimpin Madinah. Perkembangan ini menjadikan Masjidil Haram sebagai saksi sejarah panjang perjalanan Islam.
Pada era modern, Masjidil Haram menjadi salah satu masjid terbesar di dunia. Perluasan masjid mampu menampung jutaan jamaah sekaligus, terutama saat musim haji. Fasilitas modern ditambahkan untuk mendukung kenyamanan jamaah, mulai dari pendingin udara hingga jalur pejalan kaki yang teratur.
Ka’bah tetap menjadi pusat perhatian, meski masjid di sekitarnya berkembang pesat. Bangunan kubus ini dijaga arah dan bentuknya secara konsisten, sebagai simbol kesucian dan keabadian bagi umat Islam. Keberadaan Ka’bah menjadi inti dari ibadah tawaf dan doa jamaah.
Selain Ka’bah, Masjidil Haram memiliki banyak lokasi bersejarah lainnya. Multazam, Hijr Ismail, dan Maqam Ibrahim menjadi titik penting yang selalu dikunjungi oleh jamaah untuk berdoa dan mendekatkan diri secara spiritual.
Kompleks masjid juga mencakup area shalat luas, lorong-jalan untuk jamaah, serta fasilitas penunjang seperti toilet, tempat wudhu, dan penginapan. Perpaduan arsitektur klasik dan modern ini membuat masjid mampu menampung ribuan hingga jutaan jamaah setiap harinya.
Seiring waktu, Masjidil Haram juga menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan. Pendidikan, dakwah, dan kegiatan sosial bagi masyarakat setempat maupun jamaah luar negeri terus berjalan, memperkuat peran masjid sebagai pusat kehidupan Muslim.
Masjidil Haram tidak hanya simbol keagamaan, tapi juga simbol persatuan umat Islam di seluruh dunia. Setiap jamaah, dari berbagai latar belakang dan budaya, berkumpul di sini tanpa memandang perbedaan, menjadikannya ikon toleransi dan kebersamaan.
Selain itu, pengelolaan masjid yang modern dan terorganisir menjadikan Masjidil Haram contoh manajemen tempat ibadah berskala global. Teknologi, keamanan, dan pelayanan jamaah terus ditingkatkan untuk menghadapi jumlah pengunjung yang terus bertambah tiap tahun.
Pada akhirnya, Masjidil Haram tetap menjadi saksi perjalanan sejarah Islam, pusat ibadah, dan simbol persatuan umat. Dari Ka’bah hingga fasilitas modern, masjid ini menggabungkan nilai spiritual, sejarah, dan kenyamanan untuk jutaan jamaah setiap tahunnya.