Jamkrindo

Tim Sepak Bola Putri Menang Kejuaraan Konferensi Hanya Tiga Hari Setelah Kiper Tercinta Meninggal

Oleh Zahra Zahwa pada 22 Nov 2025, 05:39 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Kemenangan University of Washington dalam final turnamen Big Ten pada 9 November berubah menjadi momen penuh emosi. Para pemainnya merayakan gelar juara dengan pelukan dan air mata bukan hanya karena kemenangan lewat adu penalti, tetapi juga karena duka mendalam setelah kiper mereka yang dicintai, Mia Hamant, meninggal tiga hari sebelumnya. Hamant, yang didiagnosis kanker ginjal stadium 4 yang sangat langka dan agresif pada April, tetap menjadi bagian penting tim hingga akhir: hadir di ruang ganti, di pinggir lapangan, hingga mendampingi lewat FaceTime saat laga tandang.

Meskipun kondisi kesehatannya terus memburuk, Hamant dikenal sebagai sosok kuat, lucu, dan selalu membawa energi positif bagi rekan-rekannya. Musim lalu ia termasuk salah satu dari tiga kiper terbaik di level perguruan tinggi. Ia juga menjadi mentor bagi kiper muda Tanner Ijams, yang menyebutnya sebagai inspirasi terbesar di sepanjang musim ini.

Kabar kepergian Hamant datang tepat setelah semifinal melawan Wisconsin, membuat seluruh tim terpukul. Sehari setelahnya, para pemain menghabiskan waktu bersama untuk saling menguatkan sebelum memutuskan tetap turun bertanding di final keputusan yang mereka yakini adalah keinginan Mia.

Di hari pertandingan, para pemain merasakan kehadiran Hamant: dari playlist yang mereka putar hingga warna jingga matahari terbenam yang identik dengan pita kesadaran kanker ginjal yang mereka kenakan. Secara tragis sekaligus puitis, pertandingan itu kembali harus ditentukan melalui adu penalti, situasi yang selalu disukai Hamant.

Menggunakan teknik dan trik mental yang diajarkan mendiang rekannya, Ijams tampil gemilang dengan menahan dua dari tiga penalti Michigan State. Semua algojo Washington sukses mengeksekusi tendangan, mengamankan tiket otomatis ke turnamen NCAA dan melanjutkan mimpi meraih gelar nasional.

Setiap pemain memberikan penghormatan pribadi: dari kaus bertuliskan “For Mia”, gelang jingga yang dicium, hingga kecupan ke langit. Saat peluit berakhir, para pemain berpelukan sambil menangis, menyadari bahwa kemenangan itu lebih dari sekadar gelar itu adalah persembahan untuk sahabat mereka.